Pesantren Tebu Ireng Bentuk Gugus Tugas Pastikan Pemenuhan Protokol Kesehatan

Pengasuh Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Selasa (16/06). [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Menyongsong kebijakan normal baru, Pesantren Tebuireng, Jombang bersiap-siap membentuk Gugus Tugas Pesantren Tangguh untuk memastikan kesiapan seluruh elemen dalam memenuhi protokol kesehatan. Dalam kaitan itu, Pesantren Tebuireng memastikan faktor kesehatan dan keselamatan santri akan menjadi pertimbangan utama.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) memaparkan data mengenai persiapan Pesantren Tebuireng menyongsong normal baru di hadapan Gubernur dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur, Selasa (16/6/2020) siang. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa didampingi oleh jajaran Forkopimda Jatim dan Forkompimda Jombang.
Menurut Gus Kikin, tidak semua santri yang direncanakan akan kembali ke pondok. Tapi hanya santri kelas akhir, baik dari jenjang MTs/SMP maupun MA/SMA, dengan jumlah total 976 santri.
“Kebijakan khusus juga akan diberlakukan untuk santri yang berada di daerah seperti Surabaya dan Sidoarjo,” tegas penerus KH Salahuddin Wahid ini.
Berdasarkan data yang ada, sebagian besar santri Tebuireng memang dari Jawa Timur. Jumlahnya mencapai 59,8% dari total 3.881 santri mukim. Disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Kalimantan Timur. Untuk itu, lanjut Gus Kikin, Tebuireng akan terus melakukan kajian dan evaluasi karena kondisi di lapangan yang terus dinamis.
“Setelah datang, santri akan kita isolasi 14 hari di tempat khusus yang telah disediakan. Yakni di gedung Universitas Hasyim Asy’ari dan Ma’had Aly. Setelah 10 hari isolasi, akan kami adakan rapid test,” ungkap Gus Kikin.
Walisantri yang mengantar, lanjut Gus Kikin, hanya akan sampai di parkir Kawasan Makam Gus Dur dan tidak diperbolehkan memasuki area Pesantren Tebuireng.
“Nanti masuknya lewat pintu di belakang pondok. Jadi nanti santri masuk tidak didampingi walisantri,” tambah Gus Kikin.
Gus Kikin menyebutkan, dari hasil serap aspirasi, sebanyak 65% walisantri setuju putra-putrinya kembali ke pesantren. Namun, pertimbangan soal waktu kapan santri akan mulai masuk pesantren, masih akan terus dievaluasi dengan melihat perkembangan situasi.
“Kami juga akan siapkan Puskestren sebagai tempat perawatan kesehatan. Saat santri sudah kembali ke pondok, akan diberlakukan aturan-aturan ketat, untuk memenuhi protokol kesehatan,” sambung Gus Kikin.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Pesantren Tebuireng, Nur Hidayat mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar di Pesantren Tebuireng akan dimulai pada 20 Juni 2020.
“Tanggal itu merujuk pada kalender akademik yang telah disusun sejak setengah tahun lalu. Jauh sebelum pemerintah mengumumkan adanya kasus infeksi Covid 19 di Indonesia,” jelasnya.
Jadi, kata Hidayat, jadwal itu sama dengan pemerintah mengumumkan awal tahun ajaran baru dimulai pada 13 Juli 2020.
“Soal apakah proses pembelajarannya secara tatap muka atau daring, belum diputuskan. Prioritas kami, sesuai arahan pengasuh, adalah menyiapkan segala hal untuk memastikan kesehatan dan keselamatan santri terjaga,” imbuhnya.
Saat ini, Gugus Tugas Pesantren Tebuireng sedang melakukan asesmen dan evaluasi terkait kesiapan seluruh elemen dalam upaya memenuhi protokol kesehatan.
“Mulai dari sarana pembelajaran, kapasitas asrama, pengelolaan jasa boga, hingga aspek sanitasi dan fasilitas kesehatan. Adapun kapan jadwal santri akan kembali ke pesantren, akan diinformasikan lebih lanjut,” pungkasnya. [rif]

Tags: