Pesawat Latih TNI Jatuh, 4 Orang Jadi Korban

Alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi bangkai pesawat dari rumah warga. [mohammad taufik]

Alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi bangkai pesawat dari rumah warga. [mohammad taufik]

Malang, Bhirawa
Pesawat Latih Tempur milik TNI AU Abd Saleh jenis Super Tocano jatuh di tengah kota menimpa rumah milik Mujianto warga Jalan LA Sucipto RT III RW V Blimbing Kota Malang, Rabu (10/2) kemarin.
Pesawat latih tempur buatan Brasil 2011 itu jatuh pada pukul 10.15 di saat masyarakat Kota Malang sedang beraktivitas.  Dalam insiden ini  diketahui korban tewas empat orang. Berasal dari warga sipil dan awak pesawat.  Pilot Mayor PNB IFI Safatillah dengan teknisi Serma Saiful Arif Rahman yang sedang melaksanakan latihan  ikut menjadi korban dalam musibah tersebut.
Sejumlah saksi mata menyebut, pada saat akan jatuh,  dari pesawat mengeluarkan asap putih kemudian disusul dengan parasut yang jatuh  di area sawah Jalan Ikan Tombro Timur Nomor 6 RT VII RW IV Kelurahan Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.  Pilot jatuh dan ditemukan tewas di Dusun Bunut di Desa Tunjung Tirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, sedangkan teknisinya juga tewas di tempat kejadian.
Dua korban lain berasal dari warga sipil yang merupakan penduduk setempat, dia adalah Ermawati Ningtyas (40) istri dari Mujianto, pemilik rumah dan Nur Cholis (27) penghuni penghuni rumah kos yang merupakan karyawan RS Persada Kota Malang. Ermawati Ningtyas , istri Mujiyanto meninggal  tak lama setelah tertimpa reruntuhan rumahnya akibat pesawat latih Super Tucano milik TNI AU jatuh. Warga Kota Malang ini rumahnya mengalami kerusakan paling parah dalam kecelakaan tersebut. Mujianto pun mengalami luka-luka. Namun belum diperoleh informasi di mana Mujianto kini dirawat
Korban selamat atas nama Sofi Wahyu Musama (17) yang juga keponakan Mujianto dan Sudarmaji warga Perum Asrikaton Blok Gg V Nomor 7 Pakis Kab Malang.
Sampai berita ini diturunkan bangkai pesawat masih dalam evakuasi pihak Lanud Abd Saleh Malang. Lokasi kejadian tertutup untuk masyarakat. Bahkan awak media juga tidak diizinkan untuk mendekat lokasi kejadian.
Marsekal TNI AU Agus Supriatna Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), kepada wartawan usai meninjau lokasi kejadian mengutarakan pihaknya ingin melihat langsung insiden jatuhnya pesawat Tucano.
Menurut KSAU, posisi badan pesawat masuk ke dalam rumah dan menghunjam tembus ke lantai. Yang tersisa tinggal ekornya saja.
“Kami sudah bertemu dengan keluarga korban untuk menyampaikan bela sungkawa.Bahkan kami juga ikut melakukan salat jenazah,”ujar KSAU di ruang VVIP Bandara Abd Saleh.
Pihaknya juga menyampaikan jika untuk proses pengangkatan bangkai pesawat tidak mudah, karena harus menghancurkan bagian depan rumah Mujianto.
“Semuanya sudah kita rundingkan dengan pemilik rumah, dan nantinya di tempat tersebut akan kita buat monumen, rumahnya kita pindah jika keluarga setuju. Tetapi jika tidak maka akan kita bangun lagi,”tuturnya.
Pihaknya menyebut, kondisi pesawat Tucano dalam kondisi normal  saat terbang dan sedang melaksanakan tes fly. Jadi secara umum semuanya normal. Namun demikian pihaknya akan menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
“Kami mohon doa restu agar penyebab kecelakaan ini bisa segera diketahui. Sambil menunggu hasilnya maka seluruh Tucano di Abd Saleh dilarang terbang terlebih dahulu,”urainya.
Terkait dengan pengalaman terbang pilot Tucano yang naas tersebut, KSAU memastikan jika pilot telah memiliki pengalaman 3.000 jam terbang dan khusus di Tucano pengalaman terbangnya sudah 700 jam.
Pihak TNI AU telah menyiapkan fasilitas untuk pemulangan jenazah di tempatnya masing-masing sesuai dengan keinginan keluarga.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku telah melaporkan ke Presiden Joko Widodo mengenai jatuhnya pesawat Super Tucano di Malang. “Saya yang melaporkan,” ujar Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/2).
Namun, dirinya belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai penyebab dari jatuhnya pesawat itu. Karena masih dalam investigasi tim dari TNI AU. “Sementara keterangan itu yang saya sampaikan. Untuk lebih lanjut sedang diadakan penelitian lebih lanjut,” katanya.
Kendati demikian, dia berjanji usai invenstigasi maka akan ada evaluasi dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki oleh TNI. “Saya katakan setelah diketahui baru bersikap,  jangan pas jatuh langsung kita evaluasi,” pungkasnya.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji juga ikut meninjau lokasi kejadian  dan menyebut ada tiga rumah warga yang rusak akibat tertimpa pesawat. Kondisi korban meninggal masih dalam keadaan utuh. “Satu rumah rusak berat dan ada korban warga sipil yang meninggal,” kata Sutiaji.
Sutiaji menyatakan bela sungkawa kepada warga sipil yang menjadi korban. Ia memastikan Pemda akan bekerjasama dengan Lanud Abdul Rahman Saleh memperbaiki rumah-rumah yang rusak.
Pihaknya juga akan memberi santunan kepada para korban. Namun besaran santunan masih akan dibicarakan dengan Dinas Sosial, BPBD, dan BPJS. “Sebagian puing pesawat masih ada di lokasi dan yang lainnya sudah dievakuasi,” jelas Sutiaji. [mut]

Tags: