Pesawat Peserta Jatuh, Warga Minta Ganti Untung

Seorang atlet cabor aero modeling mempersiapkan pesawatnya untuk berkompetisi di nomor F2A- Control Line Speed, Senin (8/6).

Seorang atlet cabor aero modeling mempersiapkan pesawatnya untuk berkompetisi di nomor F2A- Control Line Speed, Senin (8/6).

Banyuwangi,Bhirawa.
Peserta salah satu cabang olahraga pada Porprov Jawa Timur ke V di Kabupaten Banyuwangi, mendapatkan kesan unik- kalau tidak mau disebut pilu. Cabor aero modeling misalnya. Peserta sempat dikejutkan oleh sikap masyarakat yang meminta duit tebusan atas penemuan pesawat lomba di area perkebunan tebu.
Cabor ini mempertandingkan sembilan nomor. Enam nomor digelar di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore pada 3-5 Juni 2015. Kebetulan lapangan yang digunakan masuk kawasan kebun tebu. Sementara tiga nomor yang tersisa direlokasi ke Taman Blambangan, Kecamatan Kota Banyuwang pada 7-9 Juni 2015.
Ketua panpel cabor aero modeling, Arif Ekowahyudi, mengatakan peristiwa ini terjadi saat pesawat kontingen Kabupaten Blitar terjatuh di kawasan kebun tebu. Melihat pesawat jatuh, kata Arif, masyarakat sekitar berebut mengambil properti lomba aero modeling.
Sebelum lomba berlangsung, pihaknya telah menginstruksikan setiap peserta untuk menuliskan pemilik dan nomor telepon di badan pesawat. Langkah ini supaya memudahkan penemu pesawat yang jatuh di tempat jauh untuk menghubungi si pemilik pesawat.
Prediksinya tepat. Sebagian pesawat peserta terlempar jauh dari titik lomba. Apesnya, masyarakat sekitar justru berebut menguasainya ketika melihat benda asing jatuh di perkebunan tebu. “Ada masyarakat yang menemukan segera mengirimkan sms ke nomor telepon yang tertempel di bodi pesawat. Isinya minta tebusan Rp 600 ribu kepada pemilik. Tapi kami menolak, kami hanya mampu bayar Rp 100 ribu,” kata Arif kepada Harian Bhirawa, Senin (8/6).
Panitia dan penemu pesawat akhirnya sepakat bertemu di Hotel Minakjinggo, Kecamatan Glenmore. Sederet syarat sempat diminta oleh penemu pesawat. Mereka ingin panitia tidak melaporkan pada polisi atas permintaan tebusan itu. “Kami yakinkan bahwa kami tidak menghubungi polisi. Mereka mau dan segera menyerahkan pesawatnya dengan tebusan Rp 100 ribu. Padahal saat kejadian ada camat dan polisi di arena lomba,” ujar Arif.
Camat Glenmore, Susanto Wibowo, mengakui ada beberapa unit pesawat aero modeling jatuh di kawasan kebun tebu. Ia sempat mendengar perihal tebusan yang diminta oleh penemu pesawat. Susanto telah mengimbau pada kepala dusun untuk membantu mencari properti aero modeling yang hilang di kawasan lomba. Pihaknya juga meminta pemilik kebun tebu jika menemukan supaya mengamankan unit pesawatnya. Namun, dia menolak alasan relokasi cabor aero modeling ke Taman Blambangan dipicu kejadian itu. “Ada beberapa nomor yang memang cocok di kota. Saya berpikir positif saja, semoga ada atlet aero modeling asal Glenmore, mereka kan masyarakat desa yang enggak tahu apa-apa. Kami sudah minta dikembalikan bila ada yang menemukan,” ujar Susanto sambil terkekeh.
Sementara terkait hasil lomba aero modeling, Arif mengatakan tinggal menyisakan dua nomor. Tujuh nomor telah rampung dipertandingkan. Hasilnya: Kabupaten Magetan mendulang 2 emas, Kabupaten Lamongan 2 emas, Kota Malang 2 emas, dan Kabupaten Pasuruan 1 emas. Ia memprediksi, dua nomor tersisa akan diperebutkan sengit oleh kontingen Magetan, Lamongan dan Malang. Porprov kali ini, kata dia, ada pergeseran kekuatan cabor aero modeling. “Biasanya Kota Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Malang mendominasi. Tapi kali ini Surabaya belum dapat medali emas. Artinya peminat cabor ini mulai merata ke daerah-daerah,” ujar Arif. Selaku tuan rumah, Kabupaten Banyuwangi belum memperoleh medali satu pun di cabor ini. [nan]

Tags: