Peserta JKN-KIS Kabupaten Sidoarjo Capai 80 Persen

Direktur Keuangan BPJS Kesehatan memberikan souvenir ke warga yang mengurus JKN-KIS. [achmad suprayogi/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Perkembangan kepersertaan JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) Cabang BPJS Kesehatan Sidoarjo terus mengalami peningkatan. Sampai Bulan Juli 2018 ini jumlah peserta sudah mencapai 1.468.057 jiwa. Termasuk di dalamnya peserta yang didaftarkan dan diintegrasikan dengan program JKN-KIS oleh Pemkab Sidoarjo melalui Program PBI-APBD sebanyak 18.089 jiwa.
“Jadi jumlah penduduk Sidoarjo sekitar 1.857.912 jiwa, yang sudah menjadi peserta sekitar 80% atau 1.468.057 jiwa,” jelas Kepala Cabang BPJS Kesehatan Sidoarjo, Sri Mugirahayu usai mendampingi Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Kemal Imam Santoso yang melakukan pemantauan langsung.
Menurut Sri Mugirahayu, BPJS Kesehatan Sidoarjo telah bekerjasama dengan 158 Faskes tingkat pertama, yang terdiri dari 31 dokter prakter perorangan, 13 dokter gigi, 26 puskesmas, 63 klinik rawat inap jalan tingkat pertama, 15 klinik rawat inap dan 11 klinik TNI/Polri. Juga kerjasama dengan Faskes lanjutannya, diantaranya RSUD Sidoarjo.
Usai memberikan layanan terhadap masyarakat yang mengajukan permohonan JKN-KIS, Kemal Imam Santoso, juga menuturkan, hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BPJS Kesehatan untuk menjaga mutu pelayanan yang terbaik. Karena kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas kami.
“Oleh karena itu, saya tadi telah berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS, hal ini tentu akan menjadi kesan tersediri bagi kami. Jadi, tugas frontliner sebagai garda terdepan dalam melayani peserta akan memiliki tantangan tersendiri,” katanya.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, pertumbuhan peserta program jaminan kesehatan di Indonesia terbilang amat pesat. Dalam waktu empat tahun, program JKN-KIS telah mengcover hampir 80% dari toral penduduk Indonesia.
Sebagai pembanding, negara yang menjalankan program jaminan sosial sejak lama seperti Jerman, sekitar 120 tahu, baru mengcover 85% populasi penduduk. Austria menjalankan selama 79 tahun dan mengcover 99% populasi penduduk. Sementara Jepang memerluka waktu 36 tahun dan Belgia membutuhkan 118 tahun untuk mencakup 100% populasi penduduk. [ach]

Tags: