Situbondo, Bhirawa
Tiap tahun pelaksanaan UN (ujian nasional) digelar baik itu tingkat SMA/MA, SMP/MTs maupun SD/MI, bisa dipastikan pejabat Pemkab Situbondo dan pimpinan Dinas Pendidikan Kab Situbondo, selalu melupakan siswa yang tercatat pada lembaga pendidikan SLB (sekolah luar biasa).
Padahal, lokasi SLB tersebut tepat bergandengan dibelakang gedung megah Pemkab Situbondo, di Jalan PB Sudirman nomor 1. Kondisi ini sangat ironis, karena pejabat Pemkan justru banyak berlomba-lomba melakukan monitoring di sekolah yang megah dan maju dibanding SLB.
Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto SH, ketika dikonfirmasi Bhirawa perihal tersebut mengaku sudah mendelegasikan para pejabat lain termasuk di antaranya jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo untuk memantau pelaksanaan UN di lembaga SLB Kabupaten Situbondo. “Kan tim monitoring ini bukan hanya saya saja, melainkan masih ada personil yang lain. Yang jelas sudah kita bagi tugas untuk meninjau pelaksanaan UN di SLB itu,” sergah Bupati Dadang.
Sementara itu, Kepala SLB Situbondo, Bambang Budiharyono, mengatakan, untuk pelaksanaan UN tingkat SDLB tahun 2014 ini hanya diikuti satu peserta bernama Guntur, asal Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji. Jumlah tahun ini berbeda dengan jumlah peserta SDLB tahun lalu sebanyak 5 orang. “Tahun ini hanya satu orang dari tuna rungu. Tapi ini patut disyukuri karena Guntur memiliki kecerdasan yang bagus, dibanding peserta UN tahun 2013 lalu,” aku Bambang.
Masih kata Bambang, untuk soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat SDLB berjumlah 50 soal dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sekolah SD pada umumnya. “Kami bersyukur untuk penyediaan soal UN dan LJK tersedia dengan lengkap. Semoga UN SDLB tahun ini bisa berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Bambang Budiharyono. [awi]
Keterangan Foto : Guru SDLB Situbondo saat memberikan soal Bhasa Indonesia pada Guntur, siswa yang tercatat sebagai tuna rungu, Senin pagi kemarin. [sawawi/bhirawa]