Peserta UN-US Jatim Tembus 1,6 Juta Siswa

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Meski kejelasan terkait prosedur dan fungsi Ujian Nasional (UN) 2015 hingga kini tak jelas kepastiannya,  Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tetap melanjutkan persiapan. Bahkan pendataan Daftar Nominasi Sementara (DNS) UN 2015 pun telah dirampungkan.
Tahun ini, jumlah peserta UN mencapai 1.015.238 peserta ditambah Ujian Sekolah (US) SD 633.241 peserta. Sehingga total peserta UN dan US tahun ini mencapai 1.648.479 peserta. Jumlah ini meningkat dibandingkan peserta tahun lalu sebanyak 1.588.670 peserta.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi merinci jumlah peserta UN se-Jatim dalam DNS jenjang SMK sebanyak 198.500 siswa, SMA/MA 233.004 peserta, SMP/MTs 583.734 peserta dan US SD/MI sebanyak 633.241 peserta. ” DNS ini masih terus bergerak, ada kemungkinan berubah meski sangat tipis. Tapi ini sudah mengalami peningkatan 100 ribu dibanding tahun lalu,” jelas Harun saat ditemui di Kantor Dindik Jatim, Kamis (5/2).
Jumlah ini belum ditambah dengan DNS Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 949 peserta. Rinciannya, SDLB 443 peserta, SMPLB 255 peserta, dan SMA/K LB 251 peserta. Hampir seluruh jenjang tahun ini mengalami peningkatan kecuali US SD/MI. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta UN tahun lalu untuk jenjang SMK sebanyak 187.037 peserta, SMA 229.897 peserta, SMP 537.772 peserta dan US SD sebanyak 633.964 peserta.
Sementara terkait persiapan UN dengan metode Computer Based Test (CBT) di Jatim, Harun yakin antusiasme daerah akan terus meningkat. Meski saat ini baru 47 lembaga dari 198 lembaga yang ditunjuk resmi telah memberi kesanggupan. Ini lantaran banyak sekolah di luar yang ditunjuk Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemenbudikdasmen mengajukan diri sebagai penyelenggara UN CBT.
“Puspendik memperpanjang waktu pendaftaran sekolah yang sebelumnya harus diserahkan paling lambat 30 Januari lalu, diundur sampai minggu depan atau akhir pekan kedua,” kata Harun.
Antusiasme ini, lanjut Harun, dapat dilihat dari data yang masuk di luar sekolah yang ditunjuk. Salah satunya Surabaya yang mestinya ditunjuk 26 lembaga jenjang SMP,SMA dan SMK kini telah mendaftarkan sebanyak 29 SMK dan 24 SMA. “Meskipun untuk jenjang SMP tidak ada yang menggelar karena ada kaitannya dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Penolakan ini sangat rasional dan bisa dimaklumi,” kata Harun.
Mantan Kadisbudpar Jatim ini menegaskan, tidak akan mempermasalahkan sekolah yang ditunjuk Puspendik Kemendikbud untuk menolak melaksanakan UN CBT. Asalkan alasan yang disampaikan cukup masuk akal. “Ini bukan gengsi-gengsian. Sekolah yang tidak bisa tidak boleh dipaksa,” tegas dia.
Harun memastikan, kesiapan Jatim dalam menyelenggarakan UN CBT tidak ada masalah. Sebab, semua perangkat telah tersedia di sekolah-sekolah rintisan yang umumnya merupakan sekolah eks Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). [tam]

Tags: