Petahana Tumbang di Pilkada, Anggota DPRD Jember Cukur Gundul

Beberapa anggota DPRD Jember yang melakukan aksi cukur rambut ( Gundul) paska Pilkada, Kamis (10/12).

Jember, Bhirawa
Tumbangnya petahana dalam kontestasi Pemilukada 9 Desember 2020 kemarin, disambut reaktif oleh anggota DPRD Jember sedikitnya enam anggota DPRD Jember lakukan aksi cukur rambut (gundul) diruang lobi Gedung DPRD Jember, Kamis (10/12).

Keenam anggota DPRD Jember yang melakukan aksi plontos ini dilakukan oleh David Handoko ( Nasdem), Nyoman Aribowo ( PAN), H. Holil ( Golkar) Dogol Mulyono ( Berkarya) serta diikuti para aktivis pergerakan lainnya juga melakukan aksi serupa.

David Handoko anggota DPRD Jember mengatakan, aksi ini (gundul) merupakan simbul perlawanan masyarakat Jember terhadap kepemimpinan Faida.

“Ini sebuah harapan baru bagi masyarakat Jember. Kami semua anggota DPRD di parlemen yang jumlahnya 50 orang, sudah berkomitmen, paska pilkada tidak ada konflik di internal dan kami sepakat menjadi satu bagian untuk melakukan rekonsiliasi selaras seimbang dan bekerja sama dengan pemerintahan baru ke dapan,” ujar legislator Nasdem pengusung pasangan H. Hendy – Gus Firjaun kemarin.

David juga berharap agar pemerintahan baru ini bisa bersinergi dan siap menerima kritik demi Jember yang lebih baik.” Jadi untuk membangun sebuah perubahan yang baik, Bupati tidak boleh tidak siap menerima kritik.

Tentunya kritik yang membangun dan sesuai dengan konstitusi yang berasal dari aspirasi rakyat. Tidak akan pernah berhasil jika kepala daerahnya tidak mau dikritik. Karena dengan kritik, Bupati akan banyak tahu kelemahan-kelemahan yang itu harus segera diperbaiki,” ungkap David kemarin.

Hal yang sama juga disampikan oleh Nyoman Aribowo anggota DPRD Jember dari PAN. Meski partainya mengusung paslon 03 ( Salam – Ifan), Nyoman mengaku tumbangnya petahana ini merupakan kemenangan masyarakat Jember. ” Semua tahu, Bupati sebelumnya kita tahu sangat bengal, dan ini sangat terasa dan berat bagi kami untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Tidak mau dikritik, dan banyak kesalahan,” katanya.

Melalui Pilkada, ternyata masyarakat sendiri yang memakzulkan petahana.” Aksi cukur plontos ini bentuk rasa syukur kami, karena berbagai upaya mengingatkan Bupati Faida sudah dilakukan, tapi akhirnya rakyat sendiri yang melengserkan petahana secara konstitusional,” pungkasnya. [efi]

Tags: