Petakan Pendidikan Berbasis Potensi Lokal

Wahid Wahyudi

Upaya Dindik Jatim Naikkan IPM
Dindik Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi akan fokus petakan pendidikan di Jatim berbasis potensi lokal. Hal itu di lakukan untuk menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Jatim melalui pendidikan. Karenanya, pihaknya akan melakukan koordinasi intensif dengan berbagai stakeholder pendidikan di kab/kota.
“Masalah utama di Jatim adalah IPM. Di dalam pembangunan ekonomi Jatim selalu diatas nasional, tapi di IPM (pendidikan) kita terendah diantara provinsi lain di Pulau Jawa. Karenanya saya ditugasi oleh bu gub untuk mewujudkan Jatim cerdas,” urainya usai menghadiri acara pisah sambut Kepala Dinas Pendidikan Jatim di Surabaya, Kamis (2/1).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Wahid menuturkan jika banyak hal yang perlu dilakukan. Diantaranya memastikan pendidikan di Jatim jenjang SMA/SMK bisa dinikmati masyarakat kelas menengah. Kedua, masalah ketimpangan kualitas pendidikan di berbagai daerah yang sangat tinggi, yang akan diselesaikan melalui berbagai program unggulan Dindik Jatim. Terakhir yakni persoalan pendidikan SMK dan double track, yang menurutnya belum sepenuhnya match dengan industri.
“Sehingga dari tahun ke tahun, lulusan banyak yang jadi pengangguran. Oleh karena itu kita akan membangun kompetensi SMK dan SMA double track sesuai dengan potensi setiap daerah,” tuturnya.
Ia mencontohkan seperti daerah Lamongan Utara yang akan dibangun SMK Maritim karena potensi daerah dekat dengan laut. Di sana juga terdapat pabrik galangan kapal. Selain itu, ada Tuban yang akan membangun kilang minyak. “Melihat dua potensial daerah tersebut, kita koordinasikan kira-kira kompetensi apa yang dibutuhkan agar kebutuhan tenaga kerja bisa dipenuhi lulusan,” kantanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Prof Achmad Muzakki menilai, selain memperkuat pendidikan vokasional dan double track sebagai sebuah startegi dalam penyiapan SDM. Dindik Jatim harus memperhatikan penanaman karakter kebangsaan, di samping karakter kinerja.
“Karena pendidikan ini bukan sekedar menyiapkan tenaga kerja tapi juga SDM untuk generasi mendatang. Sehingga ke depan kita bisa melihat lulusan SMK/SMA bisa segera masuk masa kerja sesuai dengan kompetensi dan perkembangan zaman,” ujar dia.
Sedangkan untuk menyiapkan pendidikan abad 21, Prof Achmad Muzakki menambahkan agar Dindik terus mendorong inovasi dan kreatifitas para siswa.
“Inovasi dan kreatifitas adalah hal yang sangat berkaitan untuk pendidikan abad 21. Keduanya menuntut mindset harus fleksibel dan pendidikan di sekolah yang ada di Jatim harus member ruang pada siswa untuk melatih kesiapannya masuk dunia kerja,” pungkas dia. [ina]

Tags: