Petani Bunga ‘Merana’, Pemkot Batu Siapkan Insentif

Petani bunga Kota Batu terpaksa membuang bunga mawar yang dipanen setelah mengalami kendala pemasaran akibat terdampak covid-19.

Kota Batu,Bhirawa.
Petani bunga di Desa Gunungsari menjadi salah satu komunitas masyarakat yang sangat terdampak dengan mewabahnya virus corona atau covid-19. Karena adanya pandemi saat ini membuat hasil panen bunga mereka tak laku di pasaran. Untuk meringankan beban petani, Pemkot Batu menyiapkan skema pemberian insentif kepada mereka yang secara ekonominya terdampak dan merugi.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Batu, M Chori mengatakan bahwa pemberian insentif ini tidak hanya diberikan kepada para petani bunga Kota Batu. Pemberian bantuan juga diberikan pada petani lain yang juga mengalami kesulitan memasarkan hasil pertaniannya. Setelah dipertimbangkan maka insentif yang akan dibagikan kepada petani ini berupa bibit pertanian dan kebutuhan pertanian lainnya.
“Pemkot Batu menyadari bahwa para petani kesulitan memasarkan produk mereka. Karena itu bantuan akan diberikan bagi mereka seperti dengan bantuan bibit,”ujar Chori saat dikonfirmasi, Jumat (3/4).
Ia juga menjelaskan bahwa yang akan mendapatkan insentif dari Pemkot tidak hanya para petani. Tetapi juga warga yang bergerak di sektor lain yang juga terdampak adanya pandemi covid-19. Seperti, tukang ojek, PKL, UMKM maupun pekerja pariwisata.
Pemkot memberi perhatian kepada kesulitan warga dalam melaksanakan aktivitasnya seperti memasarkan produk usaha ketika ada pemerlakuan physical distancing. Sehingga Pemkot akan memberi insentif. Berapa besaran dan mekanisme masih dalam  kajian.
“Karena itu kami akan segera membuat kajian pergeseran anggaran agar bantuan bisa segera direalisasi,” jelas Chori.
Sementara, Ketua Poktan Margi Rahayu, Pujiono mengatakan pandemi covid-19 sangat berdampak buruk terhadap semua sektor bisnis. Salah satunya adalah bisnis bunga mawar. Sudah hampir dua minggu permintaan dari toko-toko bunga di beberapa daerah seperti Jakarta, Jogja, Surabaya, hingga Bali berhenti.
“Kondisi ini membuat petani memilih untuk membuang atau memendam mawar yang sudah dipetik, karena kalau tidak dipetik ya hancur tanamannya,” ungkap Pujiono.(nas)

Tags: