Petani Desa Talang Nganjuk Kembalikan Bansos Covid-19

Patani Desa Talang Kecamatan Rejoso mengembalikan bansos terdampak covid 19 dari Kementan kepada pemerintah desa setempat karena merasa telah menerima bantuan dari sumber anggaran lain.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Bisa menjadi contoh untuk membudayakan rasa malu, sebanyak 28 orang petani Desa Talang Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk mengembalikan bantuan sosial (Bansos) dampak covid-19 dari Kementerian Pertanian. Aksi mulia puluhan petani tersebut didorong rasa malu karena mereka sudah menerima bansos dari sumber anggaran lainnya.

Pengembalian diserahkan langsung oleh para petani kepada kepala desa. Mereka membawa berkas yang berisi surat pernyataan bermaterai bahwa mereka tidak mau menerima bansos dari Kementan. Para petani ini berharap pemberian bansos bisa didata ulang untuk diberikan kepada para petani lain yang lebih berhak menerima,” ungkap Subakri, salah satu petani Desa Talang.

Subkari juga mengatakan bahwa dirinya sengaja mengembalikan bansos dari Kementan bersama bersama petani lainnya, karena kami sudah menerima bansos dari sumber anggaran yang lain sebelumnya. “. “Menurut kami bansos yang saya terima dari Kementan tidak tepat sasaran sebab data penerimanya sudah tercatat sebagai penerima bansos dari sumber anggaran lain. Kami kembalikan semoga diberikan kepada yang lebih berhak, karena di Desa talang sebenarnya ada petani yang masih belum menerima bantuan, padahal mereka layak menerima,” tutur Subakri.

Petani Desa Talang, sedikitnya ada 60 orang penerima bansos dari Kementan dan 28 orang diantaranya mengembalikan bansos tersebut. Bantuan tersebut sebesar Rp 600 ribu/bulan selama 3 bulan yang diberikan sekaligus sebanyak Rp 1,8 juta melalui PT Pos Indonesia.

Kepala Desa Talang Kecamatan Rejoso, Drs Suparlan mengatakan, para petani di desanya yang mengembalikan bantuan sosial dari Kementan tersebut sudah melalui kesepakan bersama dan membuat surat pernyataan. Suparlan juga mengharapkan ada pendataan ulang agar bantuan sosial yang dikembalikan tersebut bisa disalurkan ke petani lain yang sama sekali belum menerima bantuan sosial dari manapun.

Pihak Desa Talang akan mengembalikan pengembalian anggaran bansos dari Kementan tersebut juga melalui PT Pos Indonesia. “Kami mengapresiasi sikap para petani yang peduli kepada petani lain yang belum menerima bantuan apapun meskipun saat ini sama-sama terdampak Covid-19,” kata Suparlan.

Menanggapi aksi petani Desa talang yang mengembalikan bansos, Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi memuji itikad baik sejumlah petani di Desa Talang tersebut. Dimana hal itu dilakukan petani dengan maksud pemerataan penerima bantuan sosial dampak covid-19.

Pengembalian bansos Kementan menurut Marhaen Djumadi, seharusnya bisa menjadi contoh bagi warga lainya. “Kami ucapkan terima kasih kepada para petani itu yang peduli akan petani lain yang belum mendapatkan bantuan dampak covid-19 . Dan ini bisa menjadi contoh warga masyarakat yang lain untuk mawas diri dalam menerima bansos dari pemerintah,” kata Marhaen Djumadi.

Marhaen Djumadi juga mengatakan, bila sikap petani Desa Talang tersebut dicontoh semua warga Nganjuk maka tidak akan ada persoalan terkait bansos dampak Covid-19 dan pembagian bansos bisa merata. Diakui Marhaen Djumadi, program bantuan dampak covid-19 di Kabupaten Nganjuk cukup banyak. Tidak bisa dipungkiri adanya kemungkinan penerima bantuan sosial ganda dan penerima tersebut diam saja. (ris)

Tags: