Petani Desak Pemkab Bondowoso Awasi Harga Gabah

GabahBondowoso, Bhirawa
Petani Bondowoso meminta Pemkab Bondowoso dibawah kepemimpinan Bupati Amin Said Husni untuk melakukan pengawasan, terhadap harga pembelian gabah milik petani sesuai dengan Harga Pembelian Petani (HPP) yang sudah ditetapkan pemerintah, karena ditengarai harga pembelian yang terjadi di masyarakat tak sesuai dengan HPP yang sudah ditetapkan.
Hal ini sebagaimana terungkap dalam pertemuan antara petani Desa Wonosuko, Kec Tamanan yang dikoordinir Abdurrahman (45) tokoh petani setempat yang melakukan pertemuan dengan Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP), Ir Aris Wasiyanto MM, Rabu (27/5) kemarin.
Dalam pertemuan itu, salah satu petani yaitu P Sei (50) yang bertindak sebagai juru bicara mengungkapkan, realitas di lapangan pembelian gabah petani berkisar antara Rp3.300 hingga Rp3.600 untuk Gabah Kering Sawah (GKS), sehingga dengan harga ini menurutnya petani akan mengalami kerugian jika dibandingkan dengan tanaman lain.
”Kalau harganya tak sesuai dengan HPP GKS yaitu Rp3.700 tentu kami akan mengalami kerugian mas, maka keinginan pemerintah yang ingin agar petani menanam padi untuk segera tidak menjadi pilihan petani,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Abdurrahman selaku koordinator petani berharap agar ada kebijakan yang berpihak kepada petani, dengan memberi kesempatan kepada petani untuk bisa menjual langsung hasil panennya kepada Badan Urusan Logistik (Bulog), yang memang ditugaskan pemerintah untuk melakukan pembeliah gabah petani.
”Kami sebenarnya berharap agar pemerintah memberi kesempatan kepada petani untuk menyalurkan hasil pertaniannya, bukan melalui tengkulak sehingga harganya sesuai HPP,” katanya.
Menanggapi keluhan itu Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Bondowoso, Ir Aris Wasiyanto MM mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan (BHP) Provinsi Jatim untuk merumuskan program yang berpihak pada petani padi, sehingga target pemerintah yang menginginkan susplus padi pada tahun 2017 mendatang bisa tercapai.
Khusus untuk langkah awal, menurut Aris-panggilan akrabnya- pihaknya akan memanfaatkan lumbung pangan desa yang dimiliki beberapa kelompok tani dengan memberikan suntikan modal untuk pembelian gabah petani sebesar Rp20 juta, sehingga hasil panen petani bisa disimpan di lumbung dan petani untuk melakukan penanaman pada musim tanam berikutnya tak kesulitan modal. [har]

Tags: