Petani Kab.Bojonegoro Lakukan ‘Gropyok’ Tikus

tampak-pemerintah-Desa-Bangilan-bersama-petani-setempat-melakukan-upaya-pemberantasan-hama-tikus-dengan-sistem-gropyokan.-[Achmad-Basir/bhirawa].

tampak-pemerintah-Desa-Bangilan-bersama-petani-setempat-melakukan-upaya-pemberantasan-hama-tikus-dengan-sistem-gropyokan.-[Achmad-Basir/bhirawa].

Bojonegoro, Bhirawa
Memasuki masa tanam padi pertama, hama tikus sawah di areal pertanian Desa Bangilan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, sudah meresahkan para petani setempat. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengendalikan serangan hama tikus sawah. Namun, jumlah populasi tikus sawah terus bertambah.
Kondisi itu jelas mengancam pertumbuhan tanaman padi di wilayah tersebut. Kamis (7/1) pagi, pemerintah Desa Bangilan, bersama petani setempat melakukan upaya pemberantasan hama tikus dengan sistem gropyokan.
Gropoyokan kali ini menggunakan sebuah alat sejenis mercon yang mengeluarkan bau menyengat, tetapi tidak mempunyai daya ledak dan mengeluarkan asap banyak supaya tikus keluar dari lokasi persembunyian. “Gropyokan kali ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan hama tikus, menggunakan mercon dimasukkan kelubang tikus,” kata warga setempat, Murkani yang ikut gropyokan.
Selain itu tampak hadir dari Dinas Pertanian, anggota TNI dari Kodim 0813 dan Koramil Kapas dan pihak kepolisian mengadakan apel di depan balai desa setempat. Mereka untuk mengikuti pengarahan cara penggunaan alat yang akan digunakan memburu tikus.
Ia menuturkan, hama tikus sangat mempengaruhi tanaman padi dan kedelai warga. Hama tersebut merusak tangkai tanaman dan daunnya. Sehingga para petani harus menyulaminya atau tanam ulang di daerah yang dimakan tikus. “Menurunnya sampai 50 persen. Sehingga hama tikus perlu dibasmi,” imbuhnya.
Sementara itu, petugas HIPPA setempat, Rifai mengtakan,jika para petani harus mengeluarkan biaya tanam sampai bisa dipanen, sebesar Rp 7 juta untuk luas lahan sehektar. Hasilnya jika normal sekitar 9 ton. Tapi jika diserang hama, seperti tikus bisa berkurang panenannya sampai 2 ton. “Gropyokan ini baru pertama, tetapi tiap tahun ada hama tikus. Selain gropyokan seperti sekarang, warga juga mengobati tikus dengan obat celeng yang dibelinya dari kios pupuk,” imbuhnya.
Pada tanaman padi, kerusakan karena serangan tikus terjadi akibat batang padi digigit atau dipotong. Seekor tikus dapat merusak antara 11-176 batang padi per malam. Sedangkan pada saat bunting kemampuan merusak meningkat menjadi 24-246 batang per malam. Kerusakan berat karena serangan tikus biasanya hanya menyisakan beberapa baris tanaman pada bagian tepi. [bas]

Tags: