Petani Kabupaten Bojonegoro Diimbau Tahan Tanam Padi

Sejumlah buruh tani sedang menanam padi di Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

(Air Waduk Pacal Menipis)
Bojonegoro, Bhirawa
Para petani di wilayah Bojonegoro diimbau agar tidak memaksakan diri menanam padi memasuki musim kemarau ini. Sebab, cadangan air yang tersimpan di Waduk Pacal di Dusun Kedung Jati, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang Bojonegoro kini sudah menipis. Waduk terbesar di wilayah Bojonegoro ini difungsikan menampung air pada saat musim hujan dan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pengairan pertanian pada saat musim kemarau.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Pemkab Bojonegoro, Edy Susanto mengatakan, pada Musim Tanam (MT) ke 3 ini petani yang mengandalkan waduk pacal diminta untuk menahan diri tidak menanam padi serta petani harus memperhatikan benar.
“Fakta di lapangan, banyak juga masyarakat nekat menanam padi, padahal sudah kita informasihkan sebelumnya bahwa ketersediaan air sangat minim. Karena air di waduk pacal jika dibuka secara normal hanya cukup untuk 4 hari,” ujar Edy Susanto, pada acara pembinaan dan pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di Pacal Sekunder Pohbogo di Desa Bulaklo, Kecamatan Balen kemarin (4/10).
Edy Susanto menegaskan, bahwa saat ini ketersediaan air di waduk  pacal sudah sangat minim. “Jika dibuka secara normal air diwaduk pacal hanya akan mampu untuk waktu 4 hari saja itu pun sebenarnya untuk mengairi tanaman palawija bukan padi,” tegas Edi.
Diceritakan palawija di aliran sungai pacal ini nyaris terancam gagal panen untung tertolong dengan hujan yang beberapa hari mengguyur wilayah Bojonegoro. Karenanya dia mengatur secara tepat bagaimana air yang tersedia ini adalah untuk mengariri tanaman palawija yang terancam gagal panen.
Disampaikan jika secara normal air waduk pacal mampu mengairi 16 ribu hektar areal persawahan di wilayah Bojonegoro. “Oleh karenanya dirinya menghimbau agar petani memperhatikan betul ketersedian air dan kebutuhan air saat melakukan tanam,” imbuhnya.
Ditambahkan Edy Jumlah HIPPA yang sudah terbentuk di  Kabupaten Bojonegoro ada sekitar 30 HIPPA, ke depan dirinya akan membentuk gabungan HIPPA persekunder di DI Pacal. Aliran irigasi mulai waduk pacal lebih dari 90 kilometer.
Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono mengatakan, didapat informasi dari Dinas Pengairan Sumber Daya Air bahwa air yang tersedia di waduk pacal hanya untuk 4 hari saja. “Bahwa tipikal tanah Bojonegoro adalah saat musim hujan airnya berlalu tak terserap tanah. Sedangkan saat musim kemarau sebentar saja maka kekeringan sudah mendera,” ucap Wabup.
Hal ini dipengaruhi oleh dua hal yakni cuaca dan ketersedian pohon, pohon memiliki fungsi yang luar biasa salah satunya menyerap dan mampu menampung air dalam tanah yang bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
Dicontohkan saat musim panen harga gabah cenderung turun, namun di saat musim seperti ini harga melambung tinggi namun tidak ada barang yang dimiliki petani karena sudah kadung dijual ke tengkulak dengan harga rendah bahkan merugi. “Inilah pentingnya sinergi semua komponen, mulai petani, aparat dan pemerintah untuk membantu petani kita agar tidak dipermainkan oleh orang-orang yang hanya mengambil keuntungan ” tegas Wabup.
Semua pihak harus bekerjasama aparat harus menindak tegas jika ada oknum yang merugikan petani dan pemerintah melakukan fungsi pengawasan sehingga nasib petani terperhatikan. [bas]

Tags: