Petani Keluhkan Harga Bawang Anjlok Hingga Rp12 Ribu Perkilogram

Bawang merah di pasar Dringu melimpah, harga merosot.

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Sejak 4 hari lalu harga bawang merah di Pasar Bawang Merah Dringu, Kabupaten Probolinggo anjlok, hingga Rp 12 ribu/kg. Padahal sebelumnya harga bawang merah sempat menyentuh harga Rp 32 ribu/kg. Dan akhirnya berangsur-angsur turun Rp 23 ribu/kg, Rp. 20 ribu Rp 18 ribu/kg hingga Rp 12 ribu/kg.
Anjloknya harga bawang ini sangat dirasakan petani bawang di Probolinggo. Salah satunya, H.Damanhuri. Menurutnya, harga bawang merah terus menerus mengalami penuruan sejak sebulan lalu, dimana awalnya berada di kisaran Rp 32 ribu/kg. Hal tersebut disebabkan memasuki musim kemarau kali ini. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo tengah panen raya bawang merah.
Bawang merah murah, karena panen raya yang berbarengan saat ini. Dan kondisi itu, membuat stok bawang merah melimpah di pasaran,” ungkapnya. Selain itu anjloknya bawang merah karena sepinya tengkulak asal luar daerah seperti Malang dan Surabaya, untuk membeli bawang merah.
Tidak ada tengkulak ke sini, jadi banyak petani dan pedagang yang memilih menyimpan stok bawang merahnya di gudang. Kalau seperti ini, bisa-bisa harganya makin anjlok,” tandasnya. Dirinya berharap harga bawang merah yang sudah anjlok segera diambil langkah pemda setempat melalui intansi terkait. Ini untuk menstabilkan murahnya harga bawang di pasaran.
Petugas Pasar Bawang Merah Dringu, Muhammad Kusnan mengatakan, sepinya tengkulak ke Probolinggo lantaran panen raya bawang merah, juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bima, Nganjuk dan Jawa Tengah yang kini juga tengah panen raya bawang merah. Apalagi petani dan para pedagang di Pasar Bawang Merah Dringu juga banyak memilih menyimpan bawangnya di gudang.
Sementara para pedagang memilih menyimpan bawang merah di gudang, sampai harga kembali stabil dan tidak merugi, murahnya harga jual bawang merah, sangat tidak seimbang dengan biaya perawatan tanamannya. Untuk pembelian obat hama saja, kata dia, harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 27 ribu/botol untuk sekali semprot.
“Biaya perawatan dan harga jual bawang merah tidak seimbang pak, kalo kondisi ini terus-terusan terjadi pastinya merugi. Saat ini saja, sudah tidak dapat untung,” ungkapnya.
Sedangkan harga bawang putih di Probolinggo yang sempat melambung. Kini berangsur turun. Bahkan, di Pasar Wonoasih ada yang menjual Rp 38 ribu per kilogram. Harganya turun setelah Pemkot Probolinggo dan Pemprov Jatim melakukan operasi pasar.
Kepala UPT Pasar Wonoasih Arif Billah mengatakan, harga bawang putih saat ini sudah Rp 38 ribu per kilogram. “Harga tertinggi sempat mencapai Rp 55 ribu per kilogram. Sejak 5 Mei itu berangsur turun jadi Rp 40 ribu per kilogram. Sekarang Rp 38 ribu per kilogram,” ujarnya.
Arif mengungkapkan, dari diskusi dengan sejumlah pedagang, turunnya harga bawang putih ini tidak lepas dari pasokan bawang putih yang kembali normal.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo Gatot Wahyudi, membenarkan harga bawang putih berangsur turun. “Harga bawang putih normal Rp 20-25 ribu per kilogram. Kemudian melambung menjadi Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Namun, saat ini harga berangsur turun menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Bahkan, di Pasar Wonoasih Rp 38 ribu per kilogram,” paparnya.
Beragam upaya dilakukan DKUPP untuk menekan harga bawang putih. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar. Operasi pasar pertama dilakukan dengan menyasar pedagang dengan menggelontorkan bawang putih 4 ton dengan harga jual Rp 20 ribu per kilogram.
Disperindak Provinsi Jawa Timur juga melakukan operasi pasar dengan menyalurkan 3 ton bawang putih ke pedagang-pedagang kecil. Setelah 4 hari harga bawang putih yang awalnya Rp 45 ribu turun menjadi Rp 40 ribu per kilogram. “Di Pasar Wonasih sampai Rp 38 ribu per kilogram,” ujar Gatot.
Harga bawang putih melambung tinggi sejak awal April 2019. Bahkan, Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo mencatat kenaikan harga bawang putih mencapai 65 persen dibanding pada Maret 2019, tambahnya.(Wap)

Tags: