Petani Kentang dan Kubis Kabupaten Probolinggo Panen Lebih Awal

Petani kawasan Bromo Sukapura panen kubis.

(Harga Sayur Mayur Tak Menentu)

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Petani kentang di daerah Kecamatan Sumber dan Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo mulai bisa tersenyum lebar. Sebab, sejak beberapa waktu lalu harga kentang mulaimeningkat. Kini, giliran petani kubis yang lesu. Akibatnya petani kubis panen lebih awal kuatirakan semakin murah.Kentang yang sebelumnya hanya Rp 6.000 per kilogram, sejak awal bulan ini berangsur naik menjadi Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogram.
“Harga kentang sudah berangsur naik. Inimenjadi kabar baik bagi para petani,” ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Wonokerso,Kecamatan Sumber, Suliyono Senin 7/5.
Suliyono, mengaku bersyukur dengan naiknya harga kentang. Meski kenaikannya hanyaRp 500 atau Rp 1.000, namun itu sudah bisa menambah keuntungannya dalam bertani.
“Yangpasti kami tetap bersykur. Tapi, untuk bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram tidak tahu kapan.Naiknya harga kentang ini, mungkin karena ada daerah yang sudah tidak panen. Jadi, banyak yang ke sini (Probolinggo),” ujarnya.
Hal senada diungkapkan patani kentang asal Kecamatan Sukapura, Sumarlan. Menurutnya, kentang berukuran besar kini dihargai Rp 8.000 per kilogram. Itu sudah lebih baikdari pada sebelumnya.
“Sudah mulai membaik untuk tanaman kentang. Ini harganya di petanisudah Rp 8.000 yang paling besar,” katanya.
Meski harga kentang naik, tapi tidak dengan kubis. Harga kubis yang sebelumnya sempatmeroket di harga Rp 4.000 per kilogram, kini merosot di harga Rp 3.000 per kilogram. Namun,menurut petani harga ini masih stabil.
“Kubis sempat mahal. Tapi, sekarang sudah menurun. Ditingkat petani sekitar Rp 3.000 per kilogram,” keluhnya.
Petani kubis asal Desa Wonokerso, Sudir Suproyadi mengatakan, harga kubis di tingkatpetani merosot tajam menjadi Rp 1.500 per kilogram. Menurutnya, harga ini turun karena kinibanyak petani yang panen.
“Kubis Sumber sekitar Rp 1.500 per kilogram. Kalau stabilnya,sekitar Rp 2.000. Tapi, kali ini malah mengalami penyusutan,” ungkapnya.
Secara umum meski bulan Ramadan masih 10 hari lagi, namun sejumlah harga sembakodan sayur mayur mulai merangkak naik di sejumlah pasar tradisional di Kota dan kabupatenProbolinggo. Kenaikan harga bahan pokok dan sayur mayur juga dipicu minimnya pasokan danstok bahan di pasaran. Pedagang terpaksa mendatangkan dari luar kota, dengan konsekuensisemakin mahalnya biaya transportasi, ungkap H. manan pedagang sayur di pasar Baru KotaProbolinggo.
Kenaikan harga terjadi hampir di semua bahan pokok. Dengan kisaran kenaikan hargaantara 5 hingga 10 persen. Kenaikan paling tinggi terjadi pada daging ayam broiler, bawangputih dan juga seledri. Seledri saat ini mencapai Rp 60.000 per kg, sebelumnya hanya Rp 15.000Harga daging broiler Rp 25.000, saat ini naik menjadi Rp 36.000 per kg. Cabai merah kecil juga terjadi penurunan yang semula Rp 10.000 per kg, saat ini turunmenjadi Rp 5.000. Dan paling drastis kenaikan pada bawang putih hingga mencapai Rp 28.000,yang sebelumnya hanya Rp 22.000 per kg.Kenaikan harga ini terjadi sejak sepekan lalu. Menurut pedagang, kenaikan ini biasaterjadi seminggu sebelum puasa. Para pedagang mengaku, semakin tingginya harga bahan pokokdi pasaran, selain semakin merosotnya daya beli masyarakat, pedagang juga harus mengeluarkanbiaya tambahan untuk pembelian bahan pokok yang umumnya didatangkan dari luar kota,katanya.Sementara Siti Aminah, salah satu pedagang Pasar barang Dringu kabupatenProbolinggo, selain harga bahan pokok, lonjakan harga juga terjadi pada jenis sayuran danbumbu dapur naiknya semakin meningkat. Seperti halnya harga bawang merah super, naik yangsemula Rp. 20.000 perkilo kini menjadi Rp. 30.000 perkilo, tambahnya.(Wap)

Tags: