Petani Nyatakan Stok Garam di Kabupaten Sampang Habis

Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI)

Kab.Sampang, Bhirawa
Meski menjadi penghasil terbesar di pulau Madura, stok garam rakyat di Kabupaten Sampang dinyatakan habis oleh Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) semenjak memasuki tahun 2017. Ketua APGRI, Jakfar Sodikin, mengatakan, habisnya stok garam di wilayah Sampang disebabkan karena anomali cuaca yang terjadi sejak tahun 2016 lalu hingga saat ini. Akibatnya, para petambak garam hanya bisa memproduksi sekitar 5 persen atau sekitar 1 ton per hektare dari kapasitas rata-rata 70-80 ton per hektarenya dengan menggunakan media tanah (non geomembran).
Ketersedian garam rakyat yang diproduksi para petambak untuk didistribusikan ke pengusaha dinyatakan sudah tidak aman. “Stok garam di Sampang bisa dikatakan habis, tapi sudah mulai ada beberapa petaniĀ  yang panen, itu pun paling banyak 1 ton per tambak di spot-spot tambak tertentu,” ucapnya, Selasa (1/8).
Jakfar menjelaskan, kelangkaan stok garam membuat harga garam melambung tinggi yaitu mencapai Rp 3.500 per kilogram. Padahal harga garam disaat produksi normal hanya berkisar Rp 700 per kilogram. “Harga Rp 3.500 itu harga garam di semua kualitas. Tapi kalau pada produksi normal nanti harga garam ditentukan berdasarkan kualitas,” katanya.
Berdasarkan data yang dikantonginya, produksi garam di Kabupaten Sampang pada tahun 2015 lalu sebanyak 300 ribu ton dengan areal seluas 4.256 hektare, sedangkan di tahun 2016, petambak garam Sampang hanya mampu memproduksi garam sebanyak 15 ribu ton. [lis]

Tags: