Petani Probolinggo Bingung, Harga Tomat Hanya Rp2 Ribu Perkilogram

Petani tomat bingung jual tomatnya yang merosot hingga Rp. 2000 perkilogram

Probolinggo, Bhirawa
Harga tomat di Probolinggo sedang anjlok. Di timghat pedagang, 1 kilogram tomat mencapai Rp 2.000 per kilogram. Bahkan, berdasarkan informasi dari Dinas Koperasi dan pasar tradisional, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, harga tomat saat ini Rp 2.000 per kilogram. Hal ini diungkapkan Sugeng Ariyadi, sekretaris DKUPP, Senin (15/10).
Menurut Yudha Hartanto, kabid tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Luas lahan pertanian tomat di kota mencapai 1 hektare. “Dan, saat ini harga tomat di tingkat petani mencapai Rp 2.000 hingga Rp. 2.500 per kilogram,” ujarnya.
Rendahnya harga tomat ini membuat sejumlah petani enggan memanen tomat. “Ada petani yang memilih membiarkan tanaman tomatnya begitu saja. Bahkan ada yang memanen tapi dibiarkan di pinggir jalan karena kebingungan dengan harga yang anjlok tersebut.
Guna mengantisipasi jatuhnya harga tomat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah melatih petani untuk mengolah tomat menjadi produk makanan. “Dengan menjadikan produk olahan, maka nilai jual tomat lebih tinggi. Petani dilatih mengolah tomat menjadi manisan, jadi tomat rasa kurma juga,” jelasnya.
Sementara itu, Yon Widiyono, analis kebijakan BI Malang menyarankan agar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan membuat skema penanaman tomat. “Dibuat data bulan apa saja harga tomat jatuh dan mahal. Jadi petani tahu, kapan harus bertanam tomat. Dengan cara seperti ini, petani bisa mendapatkan harga jual tomat yang bagus,” paparnya.
Hal serupa terjadi pada petani tomat di wilayah Kabupaten Probolinggo sejak beberapa minggu belakangan dilanda kesusahan, lantaran harga tomat merosot drastis di pasaran. Harga komoditas pertanian yang diharapkan membaik justru anjlok, sehingga petani enggan memanen tomatnya.
Bahkan tak sedikit petani terpaksa menjadikan tomatnya sebagai pakan ternak. Salah seorang petani tomat di Desa Tarokan Kecamatan Bayuanyar Kabupaten Probolingo, Sugiman, mengatakan harga tomat mulai turun sejak sebulan terakhir. Sebelumnya, harga tomat pernah mencapai Rp 10.000 per kilonya, kemudian terus menurun menjadi Rp 4 ribu. “Sekarang malah menjadi hanya seribu rupiah per kilogram di tingkat petani,” keluhnya Senin 15/10.
Kondisi tersebut benar-benar membuat petani galau. Lantaran harga yang terjun bebas seperti itu, sejumlah petani mulai enggan memanen tomatnya. Padahal banyak yang siap panen. Sebagai wujud frustasi atas rendahnya harga, petani tak jarang menjadikan tomat sebagai pakan ternak. Keputusan pahit itu terpaksa diambil, karena harga jual tidak sebanding ongkos kirim ke pasar.
Anjloknya harga tomat di pasaran akibat pasokan melimpah dari seluruh sentra pertanian. Hal itu membuat harga di pasaran merosot tajam. “Musim tanam saya mengeluarkan modal untuk menanam tomat sekitar Rp 20 – 25 juta perhektar, namun saat ini tomat nyaris tidak laku karena pasokan melimpah,” jelas Sugiman.
Sejumlah petani bahkan membiarkan tomat mereka membusuk dan kembali menjadi pupuk ketimbang menjualnya dengan harga murah di bawah kewajaran.
Namun sebagian petani menjualnya dengan menggunakan sepeda motor ke kampung-kampung secara langsung. Hal itu dilakukan untuk sekedar mengembalikan modal.”Bila dijual ke pedagang harganya bisa sangat rendah, sebagian ada yang dimanfaatkan untuk membuat kecap saos,”kata pria berkulit legam itu.
Rudy Wijaya, salah satu pedagang tomat Kabupaten Probolinggo, mengatakan, saat ini ketersedian tomat di pasaran cukup membludak. Kondisi tersebut di sebabkan semua daerah mulai panen raya, seperti Malang, Surabaya, Sidoarjo. Sehingga harga tomat mengalami penurunan dan stok tomat masih tinggi, sehingga harga berkisar Rp. 2000 hingga Rp. 2500 perkilonya. “Harga tomat di wilayah Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan. Sebab tomat yang dihasikan petani kalah dengan tomat dari Malang yang kualitasnya sangat baik dibanding daerah lain,” tambahnya. [wap]

Tags: