Petani Kab Malang Resah Harga Gabah Turun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Kab Malang, Bhirawa
Petani diwilayah Kabupaten Malang mengeluhkan harga gabah dan beras yang terus merosot saat memasuki musim panen raya serta kelangkaan pupuk. Sementara turunnya harga gabah tersebut berlangsung cepat dari sebelumnya Rp 4.300 per kilogram (kg) menjadi Rp 3.500 per kg sampai dengan Rp 3.800 per kg. Dan harga beras pun juga mengalami penurunan.
Selain, petani mengeluhkan turunnya harga gabah, petani juga mengeluhkan saat memulai tanam padi justru kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Menurut salah satu petani asal Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang H Hasan, Senin (20/4), kepada Bhirawa, jika kondisi petani saat ini sangat memprihatinkan. “Ketika harga beras sedang bagus, petani belum panen. Namun sebaliknya, ketika petani panen harga beras justru turun,” paparnya.
Apalagi, lanjut dia, saat ini penjualan gabah dinilai tidak memuaskan, karena pasar sedang lesu, sebab pedagang beras jarang yang membeli beras kami. Sementara, menjual hasil panen padi di lahan 1 hektare miliknya dalam bentuk beras, dan setelah beberapa minggu ini baru terjual 1,80 kwintal beras dalam kemasan merek bengawan seharga Rp 8.600 per kg, sedangkan harga itu turun dari sebelumnya Rp 9.000 per kg.
Hasan menjelaskan, dirinya lebih memilih menjual beras ketimbang gabah, sebab harga gabah sekarang sedang anjlok bahkan ada petani yang menjual Rp 3.500 per kg. “Dengan harga gabah Rp 3.500 per kg, kemudian digiling dan dijual dalam bentuk beras terkadang hasil penjualannya tidak sebanding dengan biaya operasional tanam hingga panen,” ujarnya.
Itu disebabkan, kata dia, ongkos pekerja di sawah juga mahal, belum termasuk perawatan dan pupuk yang langka. Setelah panen, pengeringan tidak bisa cepat lantaran sering hujan. Hal itu masih ditambah pengeluaran ongkos penggilingan gabah menjadi beras Rp 250 per kg. Sedangkan bekatulnya menjadi milik pengusaha penggilingan dan dijual untuk pakan ternak Rp 2.000 per kg.
“Sejauh ini gudang miliknya masih tersedia beras sebanyak 1,5 ton, dan sudah seminggu terakhir belum terjual. Meski kondisi petani saat ini terpuruk, tapi tetap bersinergi turut menyukseskan kedaulatan pangan,” tambah Hasan. [cyn]

Tags: