Petani Situbondo Terancam Gagal Panen

Salah satu petani Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, mengeluhkan kecilnya debit air untuk mengairi tanaman sawahnya. [sawawi/bhirawa]

Salah satu petani Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, mengeluhkan kecilnya debit air untuk mengairi tanaman sawahnya. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Sejumlah petani di Kab Situbondo yang ada di  dua desa, yakni Desa Panji Lor, Kec Panji dan Desa Pategalan, Kec. Kendit mengeluhkan berkurangnya debit air untuk mengairi persawahan mereka. Salah satu di antaranya dialami Ahmad Zaini seorang petani asal Desa Panji Kidul, Kec. Panji, Kab Situbondo, kemarin.
Ia mengatakan, kurangnya debit air ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir ini. Kata Zaini, kejadian ini dikawatirkan akan memicu perselisihan antara sesama petani. ” Biasanya petani membutuhakn air yang cukup untuk mengairi lahan sawahnya. Itu agar tanamannya dapat menghasilkan hasil panen yang melimpah,” tutur Zaini.
Terpisah, H. Latif, seorang petani asal Desa  Padegan, Kecamatan Kendit, Situbondo juga mengaku mengalami hal yang sama.  Padahal, kata dia, jauh sebelumnya para petani  sudah meminta Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Situbondo, agar dapat memberi solusi yang dialami petani. “Namun hingga satu bulan ini, belum ada tanggapan apapun dari Dinas tersebut. Padahal jaringan irigasi baru saja dinormalisasi, namun debit airnya tetap tidak normal,” keluh H Latif.
Menurut H Latif, ke depan ia bersama petani lainnya meminta dinas terkait untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak, sehingga  debit air disaluran irigasi menjadi lancar. “Kalau tetap tidak dibantu, mungkin lahan sawah milik petani akan kering. Selain itu saluran irigasi juga mengalami kekeringan total,” tambahnya.
Tak hanya itu yang dikeluhkan H Latif, rendahnya petugas turun ke lapangan juga menjadi salah satu sebab mengeringnya saluran irigasi di Situbondo tidak segera teratasi. “Coba maksimalkan pemantauan saluran irigasi yang sudah rusak. Sehingga sawah petani dapat dialiri air dengan normal kembali,” desak H Latif.
Jika kondisi itu tetap dibiarkan, lanjut H Latif, para petani mengancam akan mengalihkan jenis tanaman selain padi. Ujung-ujungnya program swsembada pangan yang digagas pemerintah akan mengalami gangguan yang serius. “Kami tidak bisa menyalahkan petani. Sebab aliran air dari irigasi belakangan ini kian mengecil. Ini kalau tetap dibiarkan akan mengganggu upaya ketersedian pangan di Kab. Situbondo.
H Latif juga mendesak Dinas Pertanian bisa turun langsung ke lapangan guna mengatasi masalah pelik yang dialami petani Situbondo. Sehingga kondisi yang dialami petani di  dua kecamatan tersebut segera teratasi. “Lakukan langkah-langka kongkrit untuk  mengatasi berkurangnya debit air ini,” pungkas H Latif. [awi]

Rate this article!
Tags: