Petani Tebu Lumajang Tagih Janji Presiden Jokowi

DemoLumajang, Bhirawa
Petani Gula di Kabupaten Lumajang meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang baru dilantik  bersama pasangannya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), agar tidak melupakan janjinya untuk menyelamatkan masa depan mereka. ”Penting bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk memperhatikan lagi petani tebu,” kata Budhi Susilo selaku Sekretaris Himpunan Petani Tebu Rakyat (HPTR).
Hal ini sesuai janji Jokowi sendiri yang sempat menemui para petani gula di tapal kuda ketika berkunjung ke PG Semboro di Jember, beberapa waktu lalu. Budhi Susilo mengharapkan pemerintahan Jokowi-JK memperhatikan hal ini. ”Sebab, saat ini petani gula, khususnya di Kabupaten Lumajang tengah menjerit,” paparnya.
Hal ini disebabkan rendahnya harga gula di bawah patokan HPP yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 8.500 per kilogramnya dari sebelumnya Rp 8.250 perkilogramnya. Akibatnya, 6 ribu ton gula hasil produksi petani sejauh ini tidak dijual dan menumpuk di beberapa lokasi,” katanya.
Hal itu dipicu, dalam proses lelang di PTPN XI, peserta lelang tidak ada yang berani membeli sesuai dengan HPP. Sehingga gula hasil produksi PTPN XI tidak terjual. Sampai akhirnya petani tebu sepakat tidak menjual gula jika harganya tidak sesuai dengan HPP yang ditetapkan pemerintah.
Selanjutnya, Pabrik Gula (PG) Jatiroto pun melakukan upaya untuk duduk bersama membicarakan hal ini, melalui Forum Temu Kemitraan (FTK) bersama Dinas Perkebunan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pada 15 Oktober lalu. ”Hasilnya, pertemuan itu menghasilkan bahwa gula petani tidak akan dijual di bawah harga Rp 8.250 per kilogram dengan segala risiko dan konsekwensinya,” jelasnya.
Rencana lainnya, HPTR akan menggelar protes melibatkan ratusan petani di Kabupaten Lumajang. ”Tujuannya, untuk mengingatkan pemerintah dan berbagai pihak yang terlibat dalam tata niaga gula, untuk lebih memperhatikan nasib petani,” ungkapnya.
Kini pihaknya hanya bisa berharap Presiden Jokowi ingat dengan janji mensejahterakan petani tebu. ”Termasuk tidak lagi impor gula lagi,” paparnya. Dengan tidak dijualnya gula milik petani, berakibat menumpuknya gula di gudang PG Jatiroto.
Para petani meminta PG Jatiroto melakukan penyimpanan gula hingga seluruh gula bisa di lelang. Sebelumnya, 3 Oktober, lelang gagal dilakukan karena gula PG Jatiroto tidak ada yang menawar. Petani memprediksi investor tidak menawar karena gula PG Jatiroto menumpuk hingga 5.500 ribu ton. Termasuk adanya penyebab lain, sehingga tidak satupun investor menawar gula yang dilelang PG Jatiroto. [yat]

Tags: