Petani Tembakau Beralih Tanam Bawang dan Jagung

Mulai Tanam Tembakau Petani Berharap Hujan Reda.

Mulai Tanam Tembakau Petani Berharap Hujan Reda.

Probolinggo, Bhirawa
Kondisi musim yang tidak menentu membuat para petani tembakau  beralih menanam bawang maupun jagung. Upaya ini dilakukan karena petani tidak ingin mengalami kerugian.
Menurut Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim, Muzammil, dari luas lahan 11 ribu hektar, petani tembakau di kabupaten probolinggo, empat kecamatan memilih untuk beralih tanam. Empat kecamatan itu, seperti Kecamatan Krejengan, Pakuniran, Kotaanyar dan Paiton. “Di empat kecamatan ini, banyak memilih menanam bawang dan jagung,”ungkapnya, Rabu (18/5).
Peralihan potensi tanam dari tembakau ke bawang dan jagung itu, di perkirakan mencapai angka 30 persen atau 3.000 hektar. “Untuk di Kecamatan Paiton mencapai  30 persen, petani memilih tanam jagung. Untuk di kecamatan Pakuniran, Kotaanyar dan Krejengan 30 persen memilih menanam bawang merah,” tandasnya.
Biasanya di empat kecamatan itu, potensi dengan tenam tembakau. Di perkirakan semua itu karena mengacu harga tembakau di tahun 2015. “Mungkin petani melihatnya  dari itu, sehingga belarih tanam,”paparnya.
Sebagai upaya standarisasi peningkatan kualitas bahan baku, Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo memberikan bimbingan teknologi budidaya tembakau Paiton 1 berupa pelatihan penggunaan mesin pengolah tanah (cultivator) kepada petani tembakau.
Bantuan mesin (baja) pencakar tanah itu diberikan kepada lima kelompok tani. Yakni, Kelompok Tani Sumber Abadi Desa Sumbersecang Kecamatan Gading, Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Kertosono Kecamatan Gading, Kelompok Tani Sandang Pangan 2 Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan, Kelompok Tani Gondo Arum Desa Gondosuli Kecamatan Pakuniran dan Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Taman Kecamatan Paiton, ungkapnya.
Terpisah Kepala Disbunhut Kabupaten Probolinggo Raharjo melalui Kasi Produksi Evi Rosellawati mengungkapkan, cultivator diberikan karena selama ini kualitas pengolahan tembakau kurang maksimal serta tenaga kerja terbatas dan mahal. “Di samping juga sebagai antisipasi iklim ekstrem,” tandasnya.
Menurut Evi, pelatihan penggunaan cultivator ini bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada petani tentang optimalisasi budidaya tembakau  secara mekanisasi, meningkatkan kualitas dan produksi tembakau serta meningkatkan pendapatan petani.
“Penggunaan cultivator ini sangat bermanfaat agar pengolahan lahan cepat selesai dan tepat waktu, tenaga kerja lebih sedikit, lebih efisien biaya dan waktu serta hasil lebih bagus dari cara manual,” jelasnya.
Melalui pelatihan penggunaan cultivator tersebut diharapkan petani bisa lebih maju dalam penggunaan alat-alat mesin/mekanisasi sehingga hasil tembakau bisa lebih berstandar, tambahnya. [wap]

Tags: