Petani Tembakau Bojonegoro Terancam Gagal Panen

kondisi tenaman tembakau rusak karena terendam banjir di Bojonegoro. [achmad basir]

kondisi tenaman tembakau rusak karena terendam banjir di Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Musim kemarau basah, atau kemarau dengan curah hujan tinggi tahun ini telah membuat sejumlah petani tembakau di Bojonegoro pesimis dengan hasil panennya. Sebab, kondisi tanaman sekarang ini banyak yang akan mati karena terendam air beberapa hari.
Bahkan, belasan hektare sudah tidak bisa dipetik daunnya lagi karena kondisinya cukup parah. Itu bisa terlihat di beberapa desa, salah satunya Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor.
Salah satu petani tembakau,Wajiman mengatakan, dari sisi kualitas panenan pertama kali ini masuk kategori jelek.Jika dalam minggu-minggu hujan turun terus, bisa dipastikan panen gelombang kedua dan ketiga juga tidak akan menghasilkan tembakau kualitas bagus.
“Kalau ini sepertinya akan gagal panen. Gagal panennya itu karena penanamannya sulit, dan pertumbuhannya juga sulit karena hujan terus, hasilnya jelak,” ujar Wajiman salah satu warga Kanor, Kamis (13/10).
Sementara itu di Kecamatan Kanor, beberapa petani di Desa Sumberwangi dan Bakung, juga mengalami kondisi serupa. Petani lainnya, Sukarman mengatakan intensitas hujan seminggu terakhir yang bertambah tinggi menjadi faktor utama. Karena, jika genangan air tidak segera bisa dibuang, maka bisa dipastikan tembakau mati. Padahal, kebanyakan masih memasuki musim petik produktif. ” Rata-rata baru empat kali petik. Bahkan, yang tanam bibit belakangan, bisa dipastikan baru akan mulai,” katanya.
Dikatakan, mereka yang sudah panen, belum merasakan harga bagus. Untuk rajangan halus dengan jenis daun petik ke tiga dan empat masih berada di harga Rp 10.000 per kg hingga Rp12.000 per kg. Itu harga sebelum hujan turun dan cuaca cukup panas. Namun, sekarang ini bisa jadi harga jauh di bawah itu.
“Kemarin ada tengkulak yang menawar milik warga hanya Rp 6.000 per kg. Ini bisa jadi persoalan petani tembaku yang ujung-ujungnya merugi besar,” tutur Suparlan.
Air melimpah dan tidak cepat terbuang, membuat tanaman layu. Jika sudah seperti itu, daun akan sulit diproses lebih lanjut.  ” Pasti kita merugi jika cuaca tidak menentu seperti ini. Karena, tanaman tembakau membutuhkan air sedikit dan cuaca panas,” sambungnya. [bas]

Tags: