Peternak Ayam Kab.Malang Keluhkan Biaya Produksi

15-cyn-ayamKab Malang, Bhirawa
Kebutuhan daging ayam di wilayah Kabupaten Malang saat ini masih cukup tinggi. Meski permintaan tinggi, namun masih ada persoalan yang menjadi keluhan peternak ayam potong di wilayah setempat.
Salah satu peternak ayam potong asal Desa Kedawung, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang Rudi Hartanto, Minggu (14/8), kepada wartawan, mengeluhkan tidak seimbangnya biaya produksi ayam potong dengan harga jual di pasar sehingga keuntungan yang didapatnya sangat tipis.
“Biaya produksi ayam potong tinggi, tapi tak diimbangi dengan harga jual. Sehingga peternak ayam potong seperti pepatah hidup segan mati tak mau,” paparnya.
Ditegaskan, tingginya biaya produksi ternak ayam potong, selain disebabkan adanya kenaikan harga pakan, juga dikarenakan harga komponen lainnya mengalami kenaikan.  Misalnya, harga sekam satu sak yang sebelumnya Rp 5 ribu, kini naik menjadi Rp 7 ribu per sak. Selain itu juga, komponen lainnya seperti gas elpiji kini harga per tabung ukuran 3 kilogram (kg) Rp  17 ribu. Sedangkan per bulan dirinya membutuhkan 90 tabung gas elpiji, digunakan untuk penerangan agar kondisi ruangan kandang stabil, serta untuk melindungi dari cuaca ekstrim.
“Begitu juga dengan pakan ternak ayam jenis sekam, per lima ribu ekor ayam potong membutuhkan 300 sak sekam dalam se-Minggu. Sehingga dengan tingginya biaya produksi tersebut, maka untuk saat ini tidak seimbang dari hasil penjualan,” ungkap Rudi.
Ia menjelaskan, ayam potong miliknya, bisa dijual setelah mencapai umur 36-40 hari. Sedangkan pada umur tersebut, ayam potong mempunyai berat antara 1,8-2,1 kg, dan keuntungan ketika saya jual ke pengepul daging ayam per ekornya hanya Rp 2 ribu-Rp 2.500. Dan keuntungan dirinya, bisa menjual langsung ke pengepul sehingga hari itu juga saya mendapatkan uang tunai.
“Satu kali panen ayam potong hasilnya bisa mencapai Rp 140 juta, dan itu hasil kotor. Karena penghasilan kotor itu, masih harus dipotong dengan biaya bibit ayam, biaya pakan dan biaya lain-lain, sehingga dapat keuntungan yang sangat tipis,” jelas Rudi.
Dia menambahkan, penghasilan dari ternak ayam potong bisa merugi dan tak dapat untung ketika ayam  terserang penyakit e-koli. Dan jika terserang e-koli tersebut maka ayam akan banyak yang mati. Seperti ada 5000 ekor ayam potong dalam kandang, yang mati bisa mencapai 500 ekor. Sehingga dirinya sangat berharap agar pihak terkait turut memberikan pelatihan cara beternak ayam. Karena dengan hasil ternak ayam potong yang baik, secara otomatis akan berdampak pada kesejahteraan peternak ayam di Kabupaten Malang ini. [cyn]

Tags: