Petik Laut Diharapkan Jadi Destinasi Wisata Budaya Tuban

Kepala Dinas Perikanan dan Peteranakan Kabupaten Tuban, Dr.H Amenan, MT, bersama warga dan nelayan Kelurahan Karangsari Tuban saat akan melarung sesaji ke tengah laut.

(Lestarian Adat dan Tradisi)

Tuban, Bhirawa
Adat dan tradisi sedekah laut, atau yang dikenal Petik laut, yang selama ini dilakukan oleh masyarakat pesisir di Kelurahan Karangsari Kecamatan/Kabupaten Tuban. Ke depan diharapkan bisa menjadi destinasi wisata budaya baru serta masuk dalam kalender wisata Pemerintah Kabupaten Tuban.
Harapan ini disampikan oleh Joko Widodo, ketua panitia Petik Laut yang juga menjabat sebagai Ketua RT 02, RW 06. Yakni dengan banyaknya tradisi dan kultur yang di miliki masyarakat pesisir, bisa di manfaatkan dengan baik, selain dapat mempromisikan wisata juga bisa menjadi pengahasilan bagi warga sekitar.
“Harapan kita, ini bisa jadi destinasi wisata baru Tuban,” katanya.
Dalam Petik Laut, tidak hanya melarungkan sesaji di tengah laut sebagai bentuk rasa syukur para nelaya pada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah. Namun, juga dipentaskan beragam jenis kesenian tradisional.
“Dengan demikian tradisi ini juga melestarikam kebudayaan pesisir Tuban,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perikanan dan Peteranakan Kabupaten Tuban, Dr.H Amenan, MT dalam sambutannya mengatakan, potensi yang luar biasa tersebut bisa dimanfaatkan dengan membuka paket wisata bagi warga luar yang ingin ikut.
Karena selain bisa memanfaatkan hasil laut sebagai sumber pendapatan bagi warga, juga dapat menambahkan pendapatan lainnya.
“Ini menjadi pekerjaan kita bersama, dengan pelan-pelan Insyaallah, harapan kita dengan melihat peluang yang cukup baik ini, akan bisa terwujud bersama, selain melestarikan tradisi juga bisa mendapatkan pundi-pundi pendapatan baru,” sambungnya.
Untuk diketahui, selain kegiatan Petik Laut, sebelumnya juga dilakukan kegiatan lain. Diantaranya pada (20/8) mengadakan Barikan atau selamatan kampung, kemudian mengarak Kepala Sapi keliling RT dan menaruhnya ke kyai Mancung.
Selanjutnya pada malam harinya dilakukan jagongan dengan hiburan musik dan diteruskan larung sesaji, serta di tutup pegaleran langeng tayub.(Hud)

Tags: