Petinju Jatim Berlatih di Tiongkok

Petinju JatimSurabaya, Bhirawa
Setalah cabang olahraga selam Jatim berlatih di Tiongkok, kini giliran empat tinju yang akan menyusul untuk berlatih di negeri tirai bambu itu untuk persiapan PON XIX Jabar 2016.
Keempat atlet yang terdiri dari Jefri Ritarihun, Randi Ngabalin. Abniel Daniel dan Ribertus Gha ini dalam rangka trainning camp (TC). Mereka akan menjalani latihan hingga 10 September. Ini berarti kurang lebih selama dua bulan mereka akan berada di negeri tirai bambu tersebut. “Kita akan lakukan latihan dan sparing di Provinsi Guiyang, Tiongkok,” ujar pelatih puslatda tinju Jatim, Danny, kemarin (18/7).
Alasan pemilihan tempat latihan di Provinsi Guiyang ini, diungkapkan oleh Danny, karena di sana dijadikan sebagai pusat tinju Tiongkok. Atlet nasional tinju, menjalani latihan di provinsi tersebut. Termasuk juga petinju yang lolos ke olimpiade 2016 di Rio de Jainero, Brasil. Inilah yang dimanfaatkan oleh atlet Jatim guna mencari lawan tanding.
“Saat ini dunia tinju di Tiongkok sudah sangat maju. Pada olimpiade Brasil, mereka berhasil meloloskan 11 atletnya. Kita akan latihan guna matangkan teknik di sana,” paparnya saat ditemui sebelum berangkat di gedung KONI Jatim.
Menurut Danny, selama di negara dengan populasi terbesar kedua di dunia itu, petinju Jatim akan belajar teknik, kecepatan, ketepatan dan kekuatan dalam memukul. Serta mengantisipasi serangan lawan. Dan yang terpenting adalah memberi balasan mematikan.
Selain mematangkan keempat teknik ini, atlet tinju Jatim juga mencari lawan yang memiliki kelas lebih tinggi. Mereka akan menyasar atlet tinju yang memang berlatih di Provinsi Guiyang. “Masih ada beberapa tim kecil tim nasional Tiongkok yang akan berangkat ke sana. Mungkin kita akan sparing dengan mereka. Selanjutnya, anak-anak berlatih tanding dengan lapis kedua tim nasional,” ungkapnya kepada wartawan.
Sebelumnya, atlet tinju juga pernah mengadakan try out di Thailand pada April silam. Namun, di negara gajah putih, Danny merasa masih ada beberapa hal yang kurang pas. Untuk itu, dirinya pada TC kali ini mengalihkannya ke Tiongkok. Diterangkan olehnya, jika komunikasi jadi salah satu hambatan anak didiknya saat berlatih di negara di Asia Tenggara tersebut. Perbedaan bahasa inilah yang menyebabkan try out kurang maksimal.
“Di Thailand latihan untuk fase persiapan umum. Dan waktunya masih jauh dengan PON XIX. Berbeda tentunya dengan TC di Tiongkok. Sekarang di Tiongkok kita sudah masuk fase pematangan teknik,” terangnya.
Sepulang dari Tiongkok, keempat atlet langsung mendarat di Jabar. Mereka tidak akan transit di Surabaya. Mengingat waktu yang sudah semakin mepet dengan gelaran PON 2016. “Langsung ke Jabar, tidak akan pulang ke Surabaya dulu. Takutnya mereka akan terkontaminasi kalau ke Jatim dulu. Sisa satu minggu, saat kepulangan hingga gelaran PON di dekat venues diharapkan, mereka bisa fokus,” pungkasnya. [wwn]

Rate this article!
Tags: