Petra Gelar Kompetisi Maket Jembatan dan Bangunan

Para peserta membuat maket jembatan (Bridge Competition) on the spot yang digelar Petra Civil Expo 2019.

Surabaya, Bhirawa
Petra Civil Expo 2019 kembali di gelar. Acara tahunan ini diusung Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Dipil UK Petra yang memasuki final pada 10-12 Mei ini. Tahun ini, Petra Civil Expo menggelar tiga kategori lomba dengan skala nasional. Yaitu Bridge Competition (BC), Earthquake Resistant Desaign Competition (ERDC) dan Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB).
Dikatakan, Ketua Panitia Petra Civil Expo 2019, Florentcia Hartono Kompetisi skala nasional ini menghadirkan tiga kategori lomba yaitu Bridge Competition (BC), Earthquake Resistant Design Competition (ERDC) dan Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB). Diikuti kurang lebih 1.113 peserta dari ketiga kategori baik mahasiswa maupun SMA di Indonesia. Masing-masing kompetisi dilakukan secara berkelompok yang beranggotakan 1 hingga 3 orang. Sebelumnya para peserta telah melewati proses penyisihan. Yaitu proses uji pada produk kategori ERDC dan BC yang telah dibuat di rumah. Pengujiannya berupa penggetaran simulator gempa dan pembebanan untuk BC.
“Sehingga saat babak final hanya ada 10 tim SMA dan 25 tim universitas yang akan berkompetisi di kategori BC. Sedangkan untuk kategori ERDC dalam babak final akan ada 10 tim universitas yang bersaing dan kategori LKTB akan ada 10 tim universitas,” ungkap dia.
Untuk tahun ini pihaknya mengangkat “Be Impactful for Development untuk tema pameran konstruksi Petra Civil Expo 2019. Di mana pada hari pertama yaitu tanggal 10 Mei 2019, para peserta diminta untuk membuat karya on the spot selama kurang lebih 6 jam. Penggunaan bahan-bahan yang disediakan pun berupa kayu balsa dan lem. Sedangkan hari ketiga karya yang telah di buat peserta secara on the spot akan diuji.
“Jadi masing-masing kategori akan dilakukan pengujian. Kalau BC penilaian akan berdasar pada efisiensi sebuah jembatan. Gimana caranya jembatan harus dibangun dengan kuat tapi dengan biaya seminim mungkin. Jadi akan menghasilkan struktur jembatan yang kuat, efisien dan inovatif,” ungkap dia, Minggu (12/5).
Salah satu mahasiswa Muhammadiyah Surakarta yang juga menjadi peserta, Arif Witjaksono mengungkapkan ketertarikannya mengikuti kompetisi tersebut. Ia mengikuti kategori lomba ERDC-DOI CUBE. Di mana dia harus membuat desain bangunan yang tahan gempa.
“Susah-susah gampang sih. Karena kemarin kan kita buat strukturnya langsung. Jadi dari konsep sampai desain ya harus matang. Apalagi nanti diuji ketahanan bangunannya,” katanya. [ina]

Tags: