Petroganik, Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan

RokijmOleh :
Rokim Edi Nur Hasan
Wartawan Harian Bhirawa

Ketersediaan lahan menjadi salah satu kendala serius dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Di samping alih fungsi yang terus berlangsung secara masif, terjadi degradasi lahan pada daerah-daerah yang selama ini merupakan penyangga pangan nasional. Jika degradasi lahan pertanian ini tidak dicegah, jelas akan berdampak terhadap produksi pangan nasional. Padahal jumlah penduduk terus bertambah serta tuntutan mengenai pangan berkualitas pun kian meningkat.
Program-program menuju swasembada pangan perlu kembali disegarkan, bukan cuma dijadikan slogan kosong. Persaingan di lingkungan global sekarang tidak hanya menyangkut teknologi dan sumber daya manusia (SDM), melainkan juga ekonomi termasuk di dalamnya pangan. Pengalaman beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa dampak kenaikan harga beras dan gandum di level internasional juga menyentuh negara-negara kecil dan miskin.
Jadi, tak bisa tidak kita perlu mempersiapkan pertahanan diri yang tangguh dalam bentuk ketahanan pangan berkelanjutan, sehingga tidak akan goncang jika suatu saat situasi kurang menguntungkan datang.
Mengampanyekan Pupuk Organik
Di sisi lain, teknik dan sistem budi daya pertanian yang ramah lingkungan penting diperkenalkan secara intensif kepada para petani untuk mencegah degradasi kesuburan lahan. Contohnya pertanian organik yang antara lain menggunakan pupuk organik yang lebih murah serta menghindari pemakaian bahan-bahan kimia.
Untuk mendukung swasembada pangan kita membutuhkan bibit-bibit unggul sehingga peran lembaga penelitian serta perguruan tinggi amat penting. Di tengah minat terhadap ilmu pertanian yang turun drastis, kita tertantang untuk mewujudkan kedaulatan sekaligus ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian.
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor, sebagian besar tanah pertanian di Indonesia mengandung C-Organik tanah dibawah 2%, sementara tanah yang sehat mengandung minimal 5% bahan organik. Kekurangan ini dikarenakan petani tidak mengembalikan bahan organik dari sisa hasil panen atau tidak menambahkan pupuk organik pada lahan pertaniannya. Tanah yang masih asli (belum dimanfaatkan kegiatan manusia) mempunyai kandungan bahan organik yang seimbang. Keseimbangan tersebut akan berubah apabila tanah tersebut mulai dimanfaatkan untuk pertanian, dan hasil panen termasuk limbahnya diangkut serta tidak dikembalikan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan cara-cara praktis untuk mempertahankan kandungan bahan organik, antara lain pemupukan dengan kompos atau pupuk hijau, rotasi tanaman, konservasi residu tanaman dan praktek-praktek pertanian yang berwawasan lingkungan. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan pupuk organik.
Setidaknya ada tiga manfaat mendasar menggunakan bahan  organik  sebagai pupuk yakni : Pertama, bahan organik menyediakan sebagian dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Kapasitas tukar kation yang tinggi penting untuk menahan unsur hara pupuk anorganik yang diberikan dan meningkatkan daya sangga (buffer) dari tanah, sehingga tanaman dapat terhindar dari stress akibat kemasaman tanah dan keracunan hara. Bahan organik juga meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dan efisiensi penyerapan unsur P (Phosphate). Kedua, Peranan bahan organik yang paling besar adalah kaitannya dengan sifat fisik tanah. Bagian serat dari bahan organik memungkinkan pembentukan agregat atau granulasi tanah. Perbaikan granulasi tanah akan memperbaiki daya serap air dan peredaran udara dalam tanah liat. Granulasi butir-butir tanah memperbaki kemampuan mempertahankan hara dan air pada tanah pasir. Tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi akan lebih mudah diolah dari pada yang berkandungan rendah, tidak membentuk kerak (crust) dan tidak merekah besar (crack) jika kekeringan, dan mempunyai tingkat kekerasan yang rendah. Ketiga, bahan organik merupakan sumber utama energi bagi aktivitas jasad renik tanah. Penambahan bahan organik dengan C/N ratio tinggi akan mendorong pembiakan jasad renik dan mengikat beberapa unsur hara tanaman sehingga menyebabkan kekurangan sementara. Bahan organik juga bermanfaat dalam mengurangi  unsur atau senyawa yang bersifat racun bagi tanaman maupun bagi organisme tanah. Dengan demikian bahan organik juga  sangat menentukan kesehatan tanah dan meningkatkan fungsi perbaikan lingkungan dari tanah. Lantaran itu, pemupukan berimbang merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil serta untuk memastikan keberlangsungan produksi pertanian. Penerapan pemupuan berimbang adalah upaya untuk mempertahankan produktivitas secara berkesinambungan dari pertanian berbasis eksploitasi tanah menjadi pertanian berbasis kesuburan tanah. Pupuk organik dan pupuk buatan bukanlah dua jenis pupuk yang harus bersaing, dan bukan pula untuk dipertentangkan manfaatnya.
Pupuk organik adalah pelengkap dari pupuk anorganik dan begitu juga sebaliknya, pupuk anorganik akan lebih efisien bila dikombinasikan dengan pupuk organik. Pupuk anorganik hanya mengandung jenis  unsur hara terbatas seperti N, P, K, Ca dan Mg saja meskipun kadar unsur hara pupuk tersebut relatif tinggi. Sebaliknya, pupuk organik mengandung unsur hara makro dan  mikro yang lengkap tetapi dalam jumlah  yang relatif sedikit. Kelebihan pupuk organik antara lain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Peran PT Petrokimia Gresik
Mengingat arti penting bahan organik untuk meningkatkan dan melestarikan produksi pertanian, sejak tahun 2005 PT Petrokimia Gresik meluncurkan inovasi produk pupuk organik berbentuk butiran atau granul dengan merek Petroganik. Pengembangan Petroganik dilakukan dengan sistem kemitraan di daerah-daerah yang memiliki potensi bahan baku yang cukup melimpah, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan potensi sumber daya daerah tersebut.
Sesuai Permentan No 28/Permentan /SR.130/ 2009, definisi pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa tanaman dan/atau kotoran hewan  (yang dibuat) melalui proses rekayasa,  (dapat) berbentuk padat atau cair dan dapat diperkaya dengan bahan mineral alami dan/atau mikroba yang bermanfaat (untuk) memperkaya (unsur) hara, dan  (meningkatkan) bahan organik tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Lebih dari 80% bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Petroganik adalah bahan organik alami, sisanya berupa bahan tambahan, yaitu kapur dan Mixtro.
Pupuk Petroganik telah memenuhi seluruh standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Uji efektifitas pupuk Petroganik dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur pada beberapa komoditas. Untuk komoditas padi, penggunaan Petroganik dapat menaikkan produksi rata-rata di atas satu ton per hektar. Adapun manfaat Keunggulan Petroganik di antaranya : meningkatkan kadar bahan organik dalam tanah, memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah, menjadikan tanah lebih gembur, berpori, dan lebih mudah diolah, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk organik, mneningkatkan populasi mikroba tanah, sehingga membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman.
Sementara keunggulannya pupuk petroganik berbentuk granul, mudah dalam aplikasi, kKandungan C-Organik minimal 12,5 % dan C/N rasio 15-25%, kKadar air 4-15%, sehingga efisien dalam pengangkutan dan penyimpanan, sesuai untuk semua jenis tanah dan tanaman dan telah melalui uji efektifitas dengan hasil memuaskan. Bukan itu saja, selain keuntungan ekologis, aplikasi Petroganik juga memberikan keuntungan secara ekonomis, diantaranya adalah meningkatnya pendapatan petani padi sebesar Rp. 2.332.500 per ha. Keuntungan tersebut diperoleh dari peningkatan produksi rata-rata 1 ton per hektar dengan aplikasi Petroganik 500 kg/ha.

                                                                                        ———————— *** ———————–

Tags: