Petugas Gabungan Gelar Razia Malam

Ratusan petugas gabungan kota Probolinggo gelar razia humanis. [wiwit agus pribadi]

Halau Pemudik Masuk Probolinggo, 3 Pos Check Point Didirikan
Probolinggo, Bhirawa
Ratusan personel gabungan Kota Probolinggo menggelar razia di sejumlah titik keramaian dan jalan-jalan protokol. Razia dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona dan pemudik masuk ke Kota Probolinggo, Sabtu (25/4) mulai pukul 21.00 WIB.
Personil gabungan terdiri dari TNI/ Polri, Dishub dan Satpol PP Kota Probolinggo. Petugas langsung memantau jalan dan menghentikan kendaraan. Petugas mengecek identitas dan menanyakan tujuan pengendara. Itu dilakukan untuk mencegah pemudik masuk ke kampung halamannya. Petugas gabungan kemudian mendatangi warung makan. Petugas melakukan pendekatan ke masyarakat dengan cara humanis, dan mengajak untuk membungkus makanan yang dipesan.
Kepala Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Sabtu (25/4) malam meminta kerjasama khususnya warga Kota Probolinggo, dan pemudik yang pulang kampung, agar melalui proses sesuai protap protokol kesehatan, untuk di karantina selama 14 hari, guna meminimalisir penyebaran Virus Covid 19.
“Kami memohon kerjasamanya, khusus warga dan pemudik untuk mematuhi peraturan dan anjuran pemerintah, untuk dilakukan karantina selama 14 hari, agar wabah Corona tidak semakin menyebar di Kota Probolinggo ini,” kata Hadi di lokasi.
Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya mengatakan razia akan dilakukan terus menerus dengan cara humanis. Selain untuk memutus rantai Corona, razia juga dilakukan untuk menekan tindakan kriminalitas di bulan Ramadhan.
“Kami terus menerus melakukan razia cara humanis, selain memutus rantai penyebaran Corona, kami antisipasi tindakan kriminalitas di bulan Ramadhan ini” katanya.
Polisi mendirikan 3 pos check point Operasi Ketupat 2020 di beberapa titik masuk Probolinggo. Pos checkpoint didirikan guna mencegah pemudik datang ke Kabupaten Probolinggo, Salah satunya di exit Tol Paspro. Polisi menghentikan setiap mobil yang lewat. Jika pemilik mobil hendak mudik ke Probolinggo, maka polisi langsung menyuruh putar balik.
Jika memaksa, polisi mengancam akan membawa pemudik ke ruang karantina dan diisolasi selama 14 hari. Selain di exit tol Paspro, Pos Check Point Operasi Ketupat 2020 juga berdiri di depan PLTU Paiton, di Kecamatan Malasan.
Salah satu pemudik, Ahmad Taufik, Warga Ranuyoso, Lumajang, mengatakan sangat senang dengan adanya pemeriksaan oleh polisi. Selain bisa meminimalisir penyebaran Corona, juga memantau pemudik yang nekat, meski sudah ada imbauan larangan mudik oleh pemerintah.
“Saya tidak terganggu dengan adanya pemeriksaan identitas dan kesehatan ini. Semoga dengan langkah ini, bisa meminimalisir penyebaran Corona,” ujar Taufik.
Kasat Lantas Polres Probolinggo AKP Sigit Rahardjo mengatakan pendirian Pos Check Point Operasi Ketupat 2020 ini untuk mengantisipasi penyebaran Corona dan melarang pemudik masuk. Jika memaksa, maka akan dilakukan karantina selama 14 hari di ruang khusus yang sudah disediakan.
“Polres Probolinggo dirikan 3 Pos Check Point Operasi Ketupat 2020 guna mengantisipasi penyebaran Corona. Dan bisa memantau para pemudik yang nekat masuk ke wilayah Kabupaten Probolinggo, jika ngeyel kita karantina selama 14 hari,” kata Sigit. Rencananya Pos Pantau Check Point Operasi Ketupat ini, akan terus difungsikan sampai batas yang belum bisa ditentukan.
Pemkab Probolinggo akan mewajibkan semua pemudik baru untuk menjalani rapid test. Menyusul tingginya gelombang pemudik yang datang. Hingga Sabtu (25/4) malam, ada 2.042 pemudik yang dikarantina di tingkat desa.
Ugas Irwanto, koordinator Pengamanan dan Gakum Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Minggu 26/4/2020 mengatakan, sesuai prediksi jumlah terus bertambah memasuki Ramadan. Hingga saat ini, sudah ada 2.042 pemudik yang datang ke Kabupaten Probolinggo dan menjalani karantina di tingkat desa.
“Sehari ini ada 100 lebih pemudik yang datang. Total sampai saat ini ada 2.042 pemudik yang dikarantina di tingkat desa. Angka itu sudah termasuk dikurangi pemudik yang sudah menjalani karantina selama 14 hari dan diperbolehkan pulang,” katanya. Karena banyaknya pemudik, menurut Ugas, Pemkab Probolinggo akan mewajibkan semua pemudik baru untuk menjalani rapid test. Tujuannya, mengantisipasi adanya pemudik baru yang terinfeksi virus korona. Jika ada pemudik yang hasil rapid test-nya reaktif, bisa ditangani lebih cepat dan tidak sampai menular ke pemudik lainnya.
“Kami terus berupaya mencegah penularan virus korona. Salah satunya dengan mewajibkan semua pemudik baru untuk rapid test. Kalau hasilnya reaktif, pemudik akan dikarantina atau isolasi tersendiri,” tuturnya.
Saat ini, menurutnya, tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo tengah mematangkan rencana itu. “Direncanakan dalam waktu dekat dan segera rapid test bagi pemudik yang baru datang,” ujarnya.
Sementara itu, Satlantas Polres Probolinggo mendirikan pos pantau dan check point tambahan di exit tol Leces. Sebab, memasuki Ramadan diperkirakan pemudik yang masuk ke Kabupaten Probolinggo akan melonjak. Dengan check point tambahan ini, harapannya pemudik yang masuk akan terpantau dan wajib menjalani karantina selama 14 Hari.
Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan melalui Kasat Lantas AKP Sigit Raharjo mengatakan, check point di exit Tol Leces ini adalah tambahan di wilayah hukum Polres Probolinggo. Sebelumnya ada check point di Paiton dan Jalan Raya Tegalsiwalan. “Pos pantau dan check point yang ada di exit tol Leces ini akan semakin meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan pemudik yang masuk ke Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Di Kabupaten Probolinggo ada 5 titik check point. Mulai dari Jalan Raya Paiton, Jalan Raya Tegalsiwalan, Rest Area Tongas, dan exit tol Muneng, Sumberasih. Ditambah check point yang baru berdiri di persimpangan exit tol Leces. Kasat lantas memperkirakan, memasuki bulan suci Ramadan jumlah pemudik akan naik. Meski ada larangan mudik, tambahnya. [wap]

Rate this article!
Tags: