Petugas Kebersihan Kota Probolinggo Tak Cuti Lebaran

Petugas kebersihan di Kota Probolinggo tak dapat cuti lebaran.

(Diskan Gagas Tukar Sampah Plastik Dengan Ikan)

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Untuk mengoptimalkan penanganan sampah yang ada dan dirasakan semakin menumpuk saja, petugas pelayanan kebersihan tidak libur saat cuti panjang hari raya Idulfitri. Pasalnya, mereka adalah ujung tombak dari petugas kebersihan. Selain itupula Dimas perikanan menggagas untuk menukar sampah plastic dengan ikan.
Jika petugas pelayanan kebersihan libur, semerawut kota ini. Makanya untuk pelayanan, khususnya petugas sampah, tidak libur. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo Tutang Heri Aribowo, Senin 11/6.
Menurut Tutang, dalam sehari sampah yang masuk di TPS mencapai 60 ton se Kota Probolinggo. Jika dua hari saja libur, tumpukan sampah di kota bisa meluber. “Untuk pelayanan kebersihan ini, ada tiga. Yakni, sedot tinja, pemotongan pohon dan ranting, serta sampah. Dan seluruhnya tidak libur,” terangnya.
Hal ini sudah menjadi risiko dan tanggung jawab pekerjaan. “Sehingga, apapun yang menjadi konsekuensi harus ditanggung bersama,” ujarnya.
Namun, bukan berarti petugas pelayanan tidak diberikan hak libur. Mereka tetap bisa libur. Hanya saja di luar hari cuti bersama. Itu pun tidak bisa serentak, harus bergantian. “Semisal, petugas sampah truk ada empat orang. Dua orang libur dulu dua hari dan dua hari setelahnya,” bebernya.
Pengganti libur petugas pelayanan kebersihan dimulai 21 Juni. Namun, lamanya pengganti libur tak bisa sebanyak cuti panjang. Maksimal tiap orang tidak lebih dari dua hari. “Untuk pengganti libur, tidak lebih dari dua hari,” tegasnya.
Demikian halnya dengan sampah yang ada di pelabuhan perikanan (PP), banyaknya tumpukan sampah di kawasan sumber daya perikanan seperti laut, jadi perhatian serius. Untuk memeranginya, saat ini Dinas Perikanan Kota Probolinggo tengah menggagas program menukar sampah dengan aneka produk olahan ikan dan ikan segar.
Rencana itu diungkapkan oleh Budi Krisyanto, kepala Dinas Perikanan. “Tidak bisa dipungkiri, saat ini kawasan laut maupun sungai memang banyak ditemukan sampah. Terutama sampah plastik. Sampah-sampah dari sungai akan bermuara di laut,” ujarnya.
Kondisi itu pun sempat dikritisi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat berkunjung ke Probolinggo, beberapa waktu lalu. Susi mengkritisi perairan di Probolinggo, terutama di Pulau Gili banyak sampah plastik.
“Makanya, kami menggagas program untuk mengatasi sampah. Sekaligus untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kota probolinggo melalui program tukar sampah dengan ikan atau produk olahan ikan,” katanya.
Untuk mewujudkan hal itu, Dinas Perikanan akan menggandeng bank sampah di Kota Probolinggo untuk menampung sampah warga. Program itu rencananya akan di-launching pada Juli 2018 mendatang dengan menggandeng sejumlah pihak terkait.
“Ketika warga menyerahkan sampah plastik miliknya, kemudian akan dikonversi nilai sampahnya. Sampai jangka waktu tertentu misalnya dapat Rp 30 ribu bisa dapat voucher untuk membeli produk olahan ikan di Dinas Perikanan atau ikan segar,” lanjutnya.
“Ikan segar ini bisa didapat dari pelaku budi daya. Sedangkan produk olahan ikan bisa didapat dari pelaku produksi olahan ikan. Kami sekaligus juga menggerakkan ekonomi masyarakat, ikut membersihkan lingkungan sekaligus meningkatkan konsumsi perikanan di Kota Probolinggo,”paparnya.
Aktivitas itu juga bisa dilakukan oleh nelayan perikanan tangkap. “Ketika melaut dan menemukan sampah plastik bisa dibawa juga sampahnya. Baru ketika didarat bisa dimasukkan di bank sampah,” tandasnya.
Untuk Kota Probolinggo sendiri, konsumsi ikan di wilayah setempat tercatat mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir. Bila pada 2016 konsumsi per kapita hanya mencapai 34,315 kg per orang per tahun. Maka, tahun 2017 mencapai 35,709 kg per orang per tahun, tambahnya.(Wap)

Tags: