Petugas KKP Datangi Kolam Kolektor Arapaima di Jombang

Petugas Pengawas Perikanan, Satuan Pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan Jawa Timur saat memantau ikan Arapaima Gigas milik Masudin di Desa Banyuarang, Ngoro, Jombang, Kamis (31/10). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Pengawas Perikanan Satuan Pengawas di Jawa Timur (Jatim) mendatangi rumah Masudin, seorang kolektor Ikan Arapaima Gigas di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro, Jombang, Kamis (31/10). Petugas melakukan pendataan ulang dan untuk memastikan kondisi empat ekor ikan milik Masudin yang masih tersisa di kolam. Pasalnya, beberapa waktu yang lalu, pemilik ikan tersebut melaporkan salah satu ikan Arapaima miliknya mati akibat cuaca panas.
“Karena berdasarkan laporan pemilik awalnya jumlah ikan ada lima dan kini tinggal empat, sehingga kami lakukan pengecekan yang empat ini,” kata Joko Susanto, Pengawas Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saat dipantau petugas, empat ekor ikan Arapaima Gigas milik Masudin ini dalam kondis normal, namun nampak sedikit lemah. Sejauh ini, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri baru menerima satu laporan kematian ikan yang habitat aslinya di perairan Sungai Amazon, Amerika Selatan ini.
Ditanya lebih lanjut mengenai adanya dampak cuaca atau panas ekstrem yang menjadi penyebab utama matinya salah satu ikan Masudin itu, Joko mengaku akan melakukan penelitian kembali.
“Sejauh ini ikan yang terdaftar di kami baru ada di Ngoro Jombang ini, soal cuaca panas, kami belum melakukan penelitian lagi bagaimana kehidupan ikan-ikan ini sebenarnya,” terangnya.
Sebelumnya, salah satu ikan Arapaima Gigas milik Masudin, kolektor ikan asal Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro ini mati mendadak, Jumat (25/10) kemarin. Kematian ikan berukuran besar ini diduga disebabkan oleh cuaca panas ekstrem yang terjadi di daerah setempat beberapa hari terakhir. Awalnya, pemilik ikan mengira kematian ikan Arapaima Gigas miliknya ini disebabkan oleh makanan berbahaya yang tertelan ikan dari kotoran sampah plastik yang masuk secara tak sengaja didalam kolam.
Namun, setelah ikan dibelah dan dilihat isi perutnya, ternyata benda yang dimaksud tidak ditemukan. Sehingga dimungkinkan, ikan ini mati karena kepanasan. Sebab, dalam dua hari ini suhu di wilayah setempat mencapai 42 derajat celcius.
“Ada lima ekor yang saya punya, sekarang tinggal empat dan ini keadaannya lemah sepertinya,” pungkas Masudin.(rif)

Tags: