PG Krebet Baru Kab.Malang Terbaik Nasional

PG Krebet Baru Malang

PG Krebet Baru Malang

Kabupaten Malang, Bhirawa
Pabrik Gula Krebet Baru II Kabupaten Malang, yang dikelola PT Rajawali 1 meraih prestasi terbaik nasional dalam perolehan rendemen tertinggi, yakni rata-rata mencapai 8,72 persen, mengungguli PG swasta maupun milik BUMN lainnya.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan di Malang, , mengatakan dengan diraihnya prestasi tersebut, PG Krebet Baru II telah tiga tahun berturut-turut mempertahankan prestasi rendemen tertinggi di antara 52 Pabrik Gula BUMN.
“Pencapaian prestasi ini merupakan buah dari transformasi yang terus digenjot RNI di PG Krebet Baru Malang. Di antara perubahan itu adalah penerapan sistem pengadaan yang dilakukan melalui e-procurement, sehingga lebih efisien dan transparan,” katanya, Selasa (9/12).
Melalui transformasi tersebut, katanya, pegawai diajak hijrah dari nilai-nilai lama yang kurang baik pada nilai baru yang lebih baik. Nilai lama yang secara intensif diperangi antara lain adalah praktik “mark up” dan suap.
Menurut dia, hilangnya suap dan mark up tersebut berdampak pada manajemen dan cara pengelolaan tebu di kebun. Para petani tebu menjadi lebih nyaman bermitra dengan RNI, mereka merasa aman tanpa khawatir manipulasi dan pungli, sehingga mereka bisa total dan profesional merawat tebunya.
Ia menilai pencapaian PG Krebet memperoleh rendemen terbaik nasional tidak terlepas dari peran para petani tebu sebagai ujung tombak industri. Oleh karenanya, RNI perlu menyiapkan manajemen dan tata kelola yang bersih agar kemitraan berjalan ‘fair’.
Menurut Ismed, para petani tebu mitra RNI merupakan aset karena mereka adalah para petani terbaik yang harus dijaga dan ditingkatkan kesejahteraannya. Untuk mencapai rendemen sebesar 8,72 persen tidaklah mudah. Langkah-langkah yang dilakukan PG Krebet Baru adalah selektif dalam memilih umur tebu, minimal 11 sampai 12 bulan masa tanam sesuai varietas. Selain itu, dalam proses tebang awal tidak sembarang memilih tebu tebangan, perlu ada selektifitas dilihat dari usia dan varietasnya.
Selain itu, interval tebu dari kebun sampai dengan digiling tidak boleh lebih dari 36 jam, sebab kedisiplinan dan selektifitas memang menjadi kunci dalam proses penggilingan. Intinya memisahkan apa yang boleh masuk dan tidak boleh masuk dalam penggilingan, sehingga gula yang dihasilkan benar-benar murni.
“Pada saat penggilingan tebu di pabrik, brix batang atas tidak boleh kurang dari 17 persen, sogolan (tebu muda) ditinggal di kebun tidak digiling ke pabrik, kotoran tidak boleh lebih dari 5 persen dan bahan lain selain tebu ditolak. Pada proses penggilingan RNI menerapkan prinsip BMS atau bersih, segar, dan manis,” tegasnya.
Selain mampu mempertahankan prestasi, Ismed mengapresiasi pencapaian PG Krebet Baru karena mampu mengungguli PG milik swasta, sebab selama ini PG milik BUMN kerap diidentikkan kurang profesional, memiliki mesin-mesin yang kuno, dan banyak ‘permainan’ di dalamnya. “PG milik BUMN nyatanya juga mampu bersaing, bahkan mampu mengungguli PG swasta,” ucapnya.
Pabrik Gula peraih rendemen terbaik di Indonesia di antaranya adalah PG Krebet Baru 2 yang dikelola PT PG RNI dengan rendemen 8,72 persen, PG Sugar Group yang dikelola Sugar Group Company dengan rendemen 8,60 persen dan Group Madu yang dikelola Group Madu Plantation dengan rendemen 8,57 persen. [mut,ant]

Tags: