PGRI Jatim Perkirakan Banyak GTT yang Tidak Lolos PPPK

Seleksi kompetensi PPPK dilaksanakan melalui Computer Asssited Test Ujian Nasional Berbasis Komputer (CAT-UNBK) seperti yang terlihat di lab komputer SMKN 1 Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
PGRI Jawa Timur melakukan evaluasi seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjajian Kerja (PPPK) tahap 1. Sebab, dalam pelaksanaanya diperkirakan banyak GTT yang tidak lolos karena passing grade yang cukup tinggi padahal sudah mengabdi dalam waktu puluhan tahun. Hal tersebut terjadi pada seorang guru yang merupakan GTT berusia 57.
Hal itupun mendapat perhatian, Ketua PGRI Jatim, Teguh Sumarno. Menurutnya perekrutan PPPK tahap 1 menjadi kesempatan baik bagi pemerintah jika ingin memberikan reward pada GTT yang berusia 35-58 tahun karena pengabdiannya selama menjadi guru. Sedangkan di tahap 2, ketentuan peserta melibatkan guru yayasan tidak tetap (GTY) sekolah-sekolah swasta.
“Ini yang akhirnya secara kemampuan intelektual maupun teknologi guru-guru sepuh tidak akan punya tempat. Sehingga kami berkeinginan seleksi ini sebagai rangking tapi tidak membuat penilaian lulus tidak lulus,” ucap Teguh.
Teguh juga menegaskan jika pihaknya ingin pemerintah segera mengevaluasi hasil peserta honorer, sebagai langkah menyelesaikan permasalahan GTT.
“Honorer kita mempunyai kualitas lebih, karena banyak anak didik yang telah dididik honorer ini banyak dimanfaatkan oleh institusi tertentu. Mereka berjuang puluhan tahun mempertahankan proses pembelajaran meskipun secara gaji sangat jauh dari UMR. Kami berharap pemerintah bisa membantu dengan kebijakan sehingga kesulitan honorer ini bisa teratasi,” tegasnya.
Teguh juga menambahkan jika pihaknya akan terus mendorong pemerintah untuk terbuka dan memahami posisi GTT untuk menjadi prioritas dalam perekrutan PPPK. Karena, menurut Teguh, jika GTT tidak diletakkan pada sekolah-sekolah sesuai formasi maka akan kekurangan tenaga pengajar.
“Dengan kurangnya tenaga pendidikan ini akan berbahaya bagi pendidikan anak-anak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mendata berapa jumlah GTT yang lolos dan tidak lolos. Pihaknya pun tengah mengumpulkan berbagai pengurus PGRI daerah untum melakukan koordinasi dan musyawarah untuk mencari solusi bagi GTT yang tidak lolos.
“Untuk (data) GTT (yang tidak lolos) kita masih rapatkan hari ini (kemarin), saya punya bidang yang menangani forum honorer kabupaten kota. Saya menunggu kinerja adik-adik bidang pembinaan honorer sejauh mana, kemudian jumlahnya berapa, yang lulus berapa, yang gak lulus, dialeknya, dialognya, konsulnya, upaya lulusnya bagaimana nanti pada posisi hasilnya musyawarah ini. jadi PGRI Provinsi selalu mendampingi mereka, karena ini guru-guru yang rela berjuang untuk anak-anak di Jatim,” pungkas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi meminta agar GTT yang belum lolos ditahap 1 untuk memanfaatkan perekrutan di tahap 2. Sebab, Jawa Timur diberikan kuota formasi sebanyak 11.220.
Pada tes kempetensi pertama, pemdaftarnya mencapai 27.278 guru tidak tetap. Meski dikhususkan untuk guru tidak tetap, mereka yang mengikuti seleksi harus memenuhi passing grade yang ditentukan.
“Kenapa ada passing grade karena GTT yang diterima di PPPK ini diharapkan GTT yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang diharapkan,” ujar Wahid.
Karena ada passing grade tersebut, lanjut Wahid, maka belum tentu formasi 11.220 tersebut bisa dipenuhi di tahap satu. Maka dari itu, apabila formasi 11.220 itu belum terisi sepenuhnya, akan dibuka seleksi tahap 2. Pada seleksi tahap 2, yang diperbolehkan mendaftar bukan hanya GTT saja. Tapi juga guru dari sekolah swasta dan masyarakat umum yang mempunyai sertifikat pendidikan diperbolehkan mendaftar.
“Apabila pada seleksi tahap 2 yang juga ada passing grade, formasi yang tersedia juga belum terpenuhi, maka akan dibuka lagi Desember untuk tahap 3 sampai formasi terpenuhi,” kata Wahid. [ina]

Tags: