PGSI Maksimalkan Sistem Pembinaan Berjenjang

0101gulatJakarta, Bhirawa
Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) akan memaksimalkan sistem pembibitan dan pembinaan secara berjenjang demi mendapatkan atlet gulat potnesial yang diharapkan mampu bersaing dalam kejuaraan nasional maupun internasional.
Ketua Umum PP PGSI Ramidin Saragaih di Jakarta, Senin mengatakan, sistem pembinaan berjenjang yang dimaksudkan adalah dengan melakukan banyak kejuaraan disemua level yaitu junior, kader hingga senior. Selama ini pihaknya menilai jumlah kejuaraannya kurang.
“Kita mulai kejurda disemua level. Ini kami lakukan agar kita tidak kekurangan atlet. Selama ini hanya Kalimantan yang berkembang. Selanjutnya diteruskan dengan kejurnas,” kata ketua yang baru terpilih di Musnalub PP PGSI di Bandung itu.
Menurut dia, selain meningkatkan kejuaraan untuk level daerah hingga nasional, pihaknya juga akan mendorong pembibitan dan pembinaan atlet gulat melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang tersebar diseluruh Indonesia.
“Program ini harus dilaksanakan. Ini adalah visi dan misi saya. Makanya kami harus berusaha semaksimal mungkin agar gulat bisa menjadi salah satu cabang olahraga andalan di Indonesia,” kata pria yang juga Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kemenpora itu.
Ramidin menjelaskan, perkembangan olahraga gulat di Indonesia memang belum maksimal. Meski demikian pihaknya menilai peluang berkembang cabang olahraga ini cukup besar. Banyak atlet muda daerah terus menunjukkan prestasinya terutama di tingkat internasional.
Seperti yang diraih oleh atlet muda asal Kalimantan Timur. Dari enam atlet yang dikirimkan ke Kejuaraan Gulat Junior di Bangkok, Thailand, 2-7 April semuanya mendapatkan medali dengan rincian satu emas, dua perak dan tiga perunggu.
Medali emas dipersembahkan oleh M Ivanto yang turun di kelas 50 kg Grigo. Perak direbut oleh Zainal Abidin kelas 50 kg bebas dan Desy Rahmawati kelas 59 kg putri. Selanjutnya tiga perak dipersembahkan oleh M. Iriansyah kelas 60 kg bebas, Putri Melinda kelas 55 kg putri dan Henry Hodayat Azzar kelas 74 kg bebas.
Selain akan memaksimalkan pembinaan, Ramidin mengaku akan meningkatkan kemampuan pelatih dan wasit. Kedua elemen tersebut saat ini dinilai sangat lemah. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada satupun wasit asal Indonesia yang diberi kepercayaan untuk memimpin pertandingan internasional. [ant]

Tags: