PHDI Malang Raya Sucikan Balai Kota Batu

Pawai ogoh-ogoh saat dibawa umat Hindu jelang perayaan Nyepi yang dibuka oleh Walikota Eddy Rumpoko di depan Balaikota Batu.

Pawai ogoh-ogoh saat dibawa umat Hindu jelang perayaan Nyepi yang dibuka oleh Walikota Eddy Rumpoko di depan Balaikota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Memperingati Hari Raya Nyepi, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Malang Raya melakukan ritual pawai ogoh-ogoh yang dipusatkan di Balaikota Batu, Selasa (8/3). Dalam kesempatan tersebut, sedikitnya 1000 umat Hindu melakukan penyucian Gedung Balaikota Batu yang baru beberapa bulan digunakan untuk melayani rakyat.
“Gedung Balaikota yang besar dan megah ini kini sudah selesai pembangunannya. Dan sekarang sudah waktunya untuk disucikan agar bisa menjadi tempat mengayomi rakyat,” ujar Ketua PHDI Malang Raya, Paryanto, Selasa (8/3).
Adapun pawai ogoh-ogoh tersebut, katanya, sebagai penggambaran wujud Butakala atau setan yang kerap mengganggu manusia. Dan dalam peringatan Nyepi, Umat Hindu diajak untuk mengendalikan sifat buruk Butakala.
Ada 9 ogoh-ogoh Butakala yang diusung dalam pawai. Dengan dibuka langsung oleh Walikota Batu, Eddy Rumpoko, pawai bergerak mulai dari depan Balaikota menyusui Jl.Panglima Sudirman menuju alun-alun.
“Setelah kembali ke Balaikota, ogoh-ogoh ini tidak dibakar sebagaimana biasanya. Tapi ogoh-ogoh ini dimatikan dengan air suci,”jelas Paryanto.
Sementara, Eddy Rumpoko menyatakan ritual pawai ogoh-ogoh oleh PHDI Malang Raya ini sudah yang ketiga kalinya dilaksanakan di Kota Batu. Ia berharap adanya kebersamaan ini akan menjadikan kedamaian yang didambakan warga. Karena itu Pemerintah Kota tidak membatasi siapapun dan kapanpun bagi umat beragama untuk memanfaatkan Gedung Balaikota ini sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan agama mereka.
“Tidak hanya Umat Hindu, tapi juga Umat Islam, Nasrani, dan juga Budha untuk menyelenggarakan kegiatan agama mereka di gedung ini. Dan semua itu gratis,”ujar ER panggilan akrab Eddy Rumpoko.
Di awal pembangunan, katanya, gedung ini juga telah didoakan oleh umat Hindu.
“Dan alhamdulillah sekarang gedung ini sudah jadi, sehingga nilai-nilai yang diberikan pada kami sangat tak ternilai,”tambah ER. Hal ini menjadi motivasi bagi Pemkot untuk memberikan pelayanan masyarakat yang kebetulan petani. Dan karena itu pula maka Balaikota baru Pemkot Batu ini dinamakan Balaikota Among Tani.  [nas]

Tags: