PHRI Desak Razia Jangan Rusak Image Hotel

PHRI kritisi cara petugas saat razia hotel, seharusnya melibatkan petugas hotel saat mengetuk kamar tamu. [trie diana/bhirawa]

PHRI kritisi cara petugas saat razia hotel, seharusnya melibatkan petugas hotel saat mengetuk kamar tamu. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pergerakan Satpol PP Surabaya bersama kepolisian , TNI dan BNNP  gencar melakukan razia di hotel -hotel non bintang yang terindikasi digunakan sebagai praktek prostitusi maupun narkoba mendapatkan keluhan dari pelaku usaha. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, meminta agar razia yang dilakukan aparat tidak sampai  merusak image hotel yang ada di Surabaya.
“Silahkan menggelar razia tapi jangan sampai menganggu tamu yang benar-benar ingin menginap, karena setiap hotel memiliki standar kenyamanan, untuk itu perlu adanya kerjasama dengan pihak manajemen hotel terkait,” ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, M Soleh, Selasa (23/6) kemarin.
Soleh menambahkan, pihaknya setuju dengan langkah yang dilakukan Pemerintah Kota dengan menggelar razia khususnya di perhotelan untuk menjaga bulan Ramadan ini, namun pihaknya mengkritisi cara yang dilakukan oleh petugas saat melakukan razia.
Untuk itu Soleh berharap harus ada kerjasama dengan pihak hotel yang ingin dirazia supaya tidak menganggu tamu yang lain. “Seharusnya yang menggetok pintu kamar itu petugas hotel bukan petugas keamanan sehingga tamu bisa terjaga kenyamanannya, kan di data mereka sudah jelas mana tamu sendiri dan mana tamu yang berpasangan” ujarnya.
Selain itu PHRI juga minta ke Pemkot Surabaya untuk lebih menghargai dan percaya terhadap pengusaha hotel supaya bisnis perhotelan di Surabaya tetap berjalan mengingat beberapa bulan ini kondisi ekonomi maupun adanya persaingan yang ketat membuat bisnis perhotelan lesu.
“Kalaupun tidak percaya dengan pihak hotel, setidaknya memberikan laporan ke PHRI terlebih dahulu sehingga kami bisa melakukan pembicaraan maupun pendekatan dengan hotel yang dimaksud dan kalaupun hotel tersebut masih tidak mengindahkan PHRI baru kami persilahkan petugas menggelar razia,” jelas Soleh.
Apalagi menurut Soleh selama ini razia yang digelar petugas gabungan tidak berdasarkan dari laporan masyarakat namun hanya dari dugaan-dugaan adanya kegiatan yang terselubung. “Kalau tidak terbukti pihak hotel bisa menuntut kembali petugas yang melakukan razia karena sudah menganggu kenyamanan dan privasi hotel,” pungkasnya. [riq]

Tags: