Piala Presiden 2022, Siapkan Atlet Terbaik di Kejuaraan Dunia Wushu

Menko Airlangga Hartarto (tiga dari kiri) sekaligus Ketua PB WI bersama para atlet yang berhasil meraih juara di Piala Presiden 2022 yang digelar di Graha Unesa, Selasa (20/9). [diana rahmatus solichah]

Surabaya, Bhirawa
Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia Jawa Timur ditunjuk sebagai tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Wushu Piala Presiden 2022. Perhelatan tersebut diikuti 456 atlet dari 21 provinsi. Kejuaraan itu juga disatukan dengan Final Stage Sirkuit Nasional (Series) Taolu Junior dan Jatim Open Wushu Championship 2022 yang diikuti 196 atlet dari 35 sasana. Total, 652 atlet bakal berlaga di Graha Unesa pada 16-22 September 2022.

Kejuaraan itu menghadirkan nomor-nomor yang lazim dipertandingkan di kejuaraan tingkat dunia, yakni Taolu, Sanda, plus Kung Fu.

Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) Airlangga Hartantopun hadir dalam Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden 2022 yang berlangsung di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (20/9). Di hari ketiga pertandingan Pertandingan berlangsung makin kompetitif.

“Saya bangga kepada seluruh atlet. Mulai dari junior hingga senior. Juga termasuk kepada orang tua yang hadir,” ujarnya saat memberi sambutan.

Sebab, lanjut dia, menjadi atlet wushu tidak bisa instan. Setiap atlet junior, misalnya, rata-rata butuh waktu latihan selama 4-5 tahun.

Menurutnya, kejurnas kali ini adalah ajang untuk regenerasi. Sekaligus menjaring para atlet terbaik yang bakal diturunkan ke gelanggang kejuaraan dunia pada Desember nanti.

“Indonesia dipercaya jadi tuan rumah. Jadi, kejurnas ini merupakan uji prestasi bagi para atlet,” tandas Airlangga.

Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden 2022 kali ini diikuti oleh 450 atlet dari 21 provinsi. Bersamaan dengan itu juga digelar Jatim Open Wushu Championship yang memperebutkan Piala Airlangga Hartarto untuk kategori Kung Fu dan Piala Menpora untuk kategori Taulo.

Salah satu atlet yang mencatatkan poin terbaik kategori Putri, yakni 9.60 dalam nomor Gun Shu (toya) atau tongkat, Jennifer Cahyadi, Jawa Timur mengungkapkan cukup puas dengan hasil medali emas yang diraih. Pasalnya di nomor tangan kosong. jennifer berpuas diri hanya meraih medali perak.

“Tinggal satu pertandingan di nomor senjata pendek, besok akan dipertandingkan (hari ini). Tidak ada target hanya bermain all out dan memberi yang terbaik,” terangnya.

Ia mengatakan, dalam mengikuti kejuaraan ini butuh persiapan setidaknya 1 bulan. Apalagi dirinya baru recovery cidera.

Pada kejuaraan Toya ini, kata mahasiswa International Bussines Management (IBM) Universitas Ciputra (UC) ini aspek yang dinilai adalah keindahan dan kesulitan lompatan.

“Bagian lompatan paling susah dilakuin, kalau lompatan goyang nilai pasti habis,” jelasnya

Kedepan, meski meraih catatan positif dalam kejuaran ini, Jennifer mengakui belum ada target untuk kejuaraan selanjutnya. Sebab, pertandingan di tingkat senior belum bergulir. [mg3.mg7.mg6.ina.fen]

Tags: