Pilgub Jatim, PAN Masih Tunggu Arahan DPP

Foto Ilustrasi

PAN Jatim, Bhirawa
DPW PAN Jawa Timur masih menunggu arahan pengurus pusat untuk menentukan arah dukungan dalam Pilgub Jawa Timur 2018. Meski di media telah beredar jika Ketua Umum DPP PAN Zulkfli Hasan sudah menentukan pilihannya ke pasangan Khofifah-Emil Dardak.
“Kami di DPW nanti akan diberikan instruksi, jadi saat ini belum bisa memberikan penjelasan,” kata Bendahara DPW PAN Jatim Agus Maimun, Selasa (12/12).
Agus Maimun mengatakan partainya belum memutuskan akan melanjutkan koalisi dengan Gerindra. Kebijakan politik baru diambil setelah ada keputusan resmi dari pengurus di DPP. “Sampai sekarang kami belum ada komunikasi,” tambahnya lagi.
Kendati begitu, kata Agus Maimun, koalisi poros tengah masih bisa terjadi asalkan kedua partai yakni PAN dan Gerindra sepakat dalam mengusung Cagub dan Cawagub Jatim. “Semua masih memungkinkan. Tapi saat ini memang belum bisa diputuskan,” jelas Ketua Karang Taruna Jatim itu.
Sekadar diketahui, Partai Gerindra menugaskan La Nyalla Mattalitti untuk mencari partai koalisi dalam Pilgub Jatim 2018.
Surat tugas dengan nomor 0036/B/DPP-Gerindra/2017 itu diteken sang Ketua Umum Prabowo Subianto pada 10 Desember 2017.
Dalam butir pertama surat tersebut, DPP menugaskan La Nyalla untuk membangun koalisi dalam Pilgub Jawa Timur. Pasalnya, Gerindra hanya punya 13 kursi di DPRD Jawa Timur, sehingga dibutuhkan 7 kursi tambahan untuk bisa mendaftar di KPU Jatim.
Selain menugaskan menggalang partai koalisi, dalam butir kedua, Prabowo juga meminta agar La Nyalla melengkapi struktur mesin pemenangan.
“Apabila sampai 20 Desember Anda tidak mampu memenuhi persyaratan nomor 2 dan 3, maka surat tugas ini tidak akan berlaku,” bunyi syarat ke tiga.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Surokim Abdussalam menilai peluang La Nyalla untuk merebut suara swing voters cukup besar. Pasalnya, banyak pemilih yang masih enggan menentukan dukungannya, dan menunggu kandidat alternatif di Pilgub Jatim.
“Kalau melihat peluang tentu semua masih terbuka dan bisa berjuang, apalagi jumlah swing voters dan undecided voters juga besar dalam Pilgub Jatim, hampir 76% dari jumlah warga yang memiliki hak pilih. Sementara ceruk pemilih yang tidak memilih Gus Ipul dan Khofifah juga lumayan. Ini bisa jadi modal bagi poros ke tiga,” jelasnya.
Surokim menilai, La Nyalla juga bisa berpotensi merebut suara pemilih Prabowo yang cukup besar di Jawa Timur. Pasalnya, Gerindra punya kader militan yang loyal mengikuti instruksi Prabowo.
“Pemilih Gerindra termasuk pemilih loyal apalagi ditunjang kader militan alumni Hambalang yang selalu fanatik, ini bisa menjadi modal. Jadi siapa pun yang diusung Gerinda akan bisa dapat modal dari pendukung partai,” tambahnya.
Kendati demikian, Surokim masih meragukan adanya poros ketiga bisa memunculkan kandidat di Pilgub Jatim. “Persoalannya apakah Gerinda bisa mendapat koalisi untuk menutup kekurangan jumlah persyaratan kursi parlemen, itu juga krusial,” pungkasnya. [cty]