Pilih PDIP, Pak Tjip Harus Keluar PKB

Hadi Sutjipto (tengah)

Hadi Sutjipto (tengah)

Sidoarjo, Bhirawa
Keinginan Wabup Sidoarjo, Hadi Sutjipto SH, untuk maju sebagai Cabup menjadi magnit yang memporakporandakan dinamika Pilbup Sidoarjo 2015. Namun proses untuk menjadi calon bukan pilihan gampang karena harus meninggalkan jabatan penting sebagai Ketua DPC Mustasyar PKB Sidoarjo.
Hal itu disebabkan partai yang paling memungkinkan dikendarai Pak Tjip-sapaan akrab Hadi Sutjipto adalah PDIP. Partai nomor dua kursinya di DPRD ini agresif mengusung Pak Tjip, dengan syarat mutlak yang bersangkutan harus memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) PDIP. Bila mengikuti persyaratan ini maka Pak Tjip harus ke luar dari PKB, karena seseorang tak boleh memiliki dua keanggotan partai.
Sekretaris DPC PDIP Sidoarjo, Taufik Hidayat, Kamis (2/7) kemarin menegaskan, syarat penting yang harus ditaati Pak Tjip harus memiliki KTA PDIP. ”Kan tidak boleh seseorang memiliki 2 KTA partai,” ucapnya.
Itu berarti harus ke luar dari PDIP? ”Ya, begitulah,” Dia membenarkan keseriusan Pak Tjip, sehari setelah mengumumkan dirinya maju sebagai calon bupati, langsung mendatangi Kantor DPC PDIP di Janti untuk menemui pengurus harian partai banteng moncong putih ini.
Dalam pertemuan itu, Wabup Sidoarjo didampingi Ketua DPC PBB, H Munawir dan anggota dewan dari PBB, Taufik Qulbar. Pertemuan ini berjalan kondusif tapi belum final. Di tingkat DPC PDIP, memang persoalan dengan penjaringan yang dilakukan bersama lima partai lain melalui KSB (Koalisi Sidoarjo Bersatu). Bahkan sudah meningkat tes wawancara di DPD PDIP Jatim. Nama-nama yang terjaring (tidak ada nama Pak Tjip) di PDIP juga diserahkan ke DPP PDIP.
Semua tergantung dari DPP, siapakah nanti yang ditunjuk. Bila rekom DPP jatuh pada nama lain di luar nama penjaringan itu bukan masalah. Yang penting seluruh jajaran akan patuh dan tunduk terhadap keputusan pusat partai. Untuk calon Wabup yang akan digandeng Pak Tjip nanti, belum diketahui. Memang ada beberapa nama yang masuk namun semuanya masih penjajagan.
PDIP yang memiliki delapan kursi tak bisa mengusung calon karena syarat minimal harus 10 kursi. PDIP harus berkoalisi dengan partai lain. Kemungkinan besar yang sudah disentuh adalah PBB , PPP dan Nasdem. Ketiga partai ini hanya mempunyai keterwakilan satu kursi di dewan. Bila ketiga partai kecil ini bergabung dengan PDIP, bisa dipastikan akan bisa mengusung calon sendiri. Persoalannya PDIP masuk dalam KSB bersama PAN, PBB, Golkar, Nasdem, PPP. Inipun juga masih berjalan, belum sampai ke tahap penentuan nama.
Ketua DPD Demokrat Sidoarjo, Sarto, belum memiliki pandangan akan bergabung dengan partai lain. Sebagai partai dengan 4 kursi dewan, demokrat masih menunggu perkembangan ke depan. Yang terang calon yang sudah muncul di permukaan itu belum melakukan komunikasi dengan partainya.
Sedangkan ketua DPD Golkar Sidoarjo, Warih Andono yangjuga mendaftarkan drinya sebagai cabup di KSB, menyatakan parrtainya sreg memberikan kesempatan Pak Tjip yang maju. Nanti kita bicarakan dulu dengan ketua-ketua partai yang tergabung di KSB. Pak Tjip bukan orang baru bagi Golkar, karena yang bersangkutran pernah menjadi Sekretaris DPD Golkar sebelum pindah haluan menjadi mustasyar PKB. [hds]

Rate this article!
Tags: