Pilkada dan Pembunuhan Karakter Calon

Oleh :
Adeng Septi Irawan
Penulis adalah wartawan politik salah satu media swasta di Indonesia dan aktivis di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 

Gelaran Pilkada sudah semakin dekat, kurang beberapa hari lagi pendaftaran calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) bakal segera dibuka. Untuk diketahui, pada tahun 2018 ini akan digelar pesta demokrasi lima tahunan secara serentak di beberapa daerah di Indonesia. Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang akan menggelar Pilkada serentak pada tahun ini, sebanyak 18 kabupaten/Kota ditambah pemilihan gubernur akan dilaksanakan di tahun 2018.
Berdasarkan informasi dari website Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pembukaan pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur akan dibuka pada tanggal 8-10 Januari 2018. sementara tahapan pengumuman pendfataran akan dilakukan sebelumnya muli tanggal 1-7 Januari 2018
Terpantau dua pasangan calon telah resmi dideklarasikan oleh partai pengusung, yakni pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas yang diusung oleh PDIP dan PKB, lalu ada pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestiyanto Dardak yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan Hanura. Meski demikian muncul kabar bahwa ada beberapa poros baru yang diperkirakan bakal terbentuk, yakni Gerindra-PKS-PAN, namun hingga kini poros baru yang lebih akrab disebut ‘Poros Emas’ tak kunjung terbentuk. sempat beberapa nama muncul, tapi tampaknya masih belum ada kepastian.
Setidaknya pasangan yang telah pasti yakni Saifullah Yusuf- azwar Anas dan Khofifah-Emil Dardak yang sudah pasti dengan partai pengusungnya untuk maju pada Pilgub Jatim 2018.
Pertarungan layaknya El Clasico (Madrid-Barca) antara Duo Jatim bukanlah perkara biasa. Sudah sekian lama Khofifah dan Gus Ipul (Saifullah Yusuf) saling bersaing pada Pilkada dua periode sebelumnya. Namun, dari pertarungan Khofifah versus Gus Ipul tetap dimenangkan oleh Saifullah Yusuf.
Diketahui selama dua periode Saifullah Yusuf mendamping Gubernur Soekarwo menjadi Wakil Gubernur. Selepas dua periode dipastikan Pakde karwo tak bisa maju lagi, karena aturan yang menegaskan bahwa jabatan gubernur maksimal adalah dua periode tidak lebih. Sehingga muncullah sosok sang Wakil Gubernur, Saifullah Yusuf yang memastikan bakal maju menjadi Calon Gubernur pada Pilgub Jatim 2018. Pertarungan diperkirakan akan berlangsung sengit seperti periode sbelumnya.
Setelah proses yang cukup panjang, disepakatilah pasangan Gus Ipul-Anas yang diusung oleh PKB dan PDIP. Deklarasi berjalan cukup lancar pasca keputusan masing-masing partai pendukung yakni PKB dan PDIP. Keduanya saling bertemu dan komunikasi satu sama lain untuk melakukan pembentukan tim pemeangan pasangan Gus Ipul- Anas pada Pilgub Jatim 2018. Namun, baru-baru ini gejolak mulai terjadi di pasangan calon Gus Ipul-Anas. Anas yang merupakan pendamping Gus Ipul tiba-tiba mengundurkan diri dari pencalonan jelang waktu pendaftaran calon Pilkada Jatim 2018 di KPU. Kiranya cukup menjadi hal yang tak biasa, karena tiba-tiba Bupati Banyuwangi ini mundur dari pencalonannya. Padahal, sebelumnya Anas bersama Gus Ipul mulai melakukan sosialisasi di berbagai daerah di Jawa Timur. Tentu pengunuran Anas ini mnjadi polemic di kalangan partai pendukung, tim pendukung dan pasangan calon yakni Gus Ipul. Impian yang sudah direncanakan dengan matang tiba-tiba kandas setelah mendengar Anas mundur dari pencalonan.
Berdasarkan kabar yang beredar di berbagai pemberitaan mundurnya Azwar Anas bukantanpa sebab ada beberapa hal yang melatarbelakanginya. Kemunduran Anas disebabkan adanya hal-hal yang dianggap membunuh karakter. Dimulai dari beredarnya foto tak senonoh Azwar Anas hingga kabar pernikahan sirinya dengan salah satu artis ibukota Ayu Azhari. Tiba-tiba berita perihal rekam jejak Azwar Anas dimunculkan kembali ke permukaan. Seakan menjadi hal yang tidak lumrah karena kemunculannya mendekati pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur di KPU pada bulan Januari.
Ya, entah isu yang berkembang tersebut benar atau tidak adanya terkait profil Azwar Anas. Namun, yang jelas isu yang sengaja dimunculkan oleh pihak tertentu kepada Azwar Anas adalah suatu bentuk kecurangan riil dalam berpolitik. Kalau toh memang berita Azwar Anas itu benar, mengapa tak dimunculkan jauh-jauh hari sebelumnya. Seolah-olah pemberitaan yang begitu cepat dan tiba-tiba ini menjadi bagian serangan politik oknum yang tidak suka dengan Anas. Terlepas dari itu tentunya bisa merusak citra demokrasi yang sudah ada dan terbentuk di negara ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ketika berbicara manusia, pasti tak pernah lepas dari salah dan dosa. Jika memang Anas pernah mengalami hal yang kurang baik di masa lalu adalah suatu fithrah seorang manusia yang tak bisa terlepas dari salah dan dosa. Yang terpenting, adalah bagaimana seorang manusia tersebut berani menyadari kesalahan dan berusaha untuk tidak melakukan hal buruk lagi. Tentu cukup untuk mengemban amanah jika memang nantinya rakyat menjatuhkan pilihan kepadanya pada Pigub Jatim mendatang.
Panggung politik bukanlah ajang untuk berlaku curang, politik adalah salah satu cara mewujudkan demokrasi seutuhnya. Demokrasi akan berjalan jika masing-masing pihak bisa berpolitik secara sehat bukan malah melakukan pembunuhan karakter yang membuat calon menjadi seakan terpojokkan dalam berbagai pemberitaan. Tidak bisa dinafikkan di era ini politik memang tak bisa lepas dari kepentingan, namun kepentingan yang dimaksud jauh akan lebih berharga manakala kepentingan rakyat yang lebih diutamakan.
Segala upaya pasti dilakukan demi sebuah jabatan dalam proses politik, tapi sebagai seorang yang bergelut di bidang politik alangkah baiknya untuk tidak melakukan pembunuhan karakter yang berlebihan kepada salah satu calon apalagi sampai dishare di media sosial untuk menyebar aib atau keburukan orang lain. Jika benar adanya kabar di pemberitaan terkait Azwar Anas mungkin yang bersangkutan akan memberikan konfirmasi atau semacam klarifikasi, akan tetapi bagaimana jika pemberitaan tersebut salah pasti akan memunculkan fitnah yang bisa mencederai proses politik yang damai dan santun.
Kiranya, dalam sebuah proses politik perlu menjadi acuan agar dalam berpolitik menggunakan cara yang santun. Penulis disini tidak ingin memberikan justifikasi bahwa penyebar pemberitaan yang dimaksud adalah lawan politik Anas ataupun menyudutkan pihak tertentu. Disini penulis hanya memunculkan ide terkait proses politik yang santun sesuai dengan kaidah demokrasi. Bukanlah secara definisi Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat. Demokrasi menurut bahasa Yunani berasal dari dua kata, yakni Demos (rakyat) dan Kratein (pemerintahan). Sudah cukup jelas kiranya demokrasi yang dimunculkan oleh para ahli di masa lalu pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang memang ditujukan untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan pihak tertentu.
Sudah cukup kiranya, perilaku pembunuhan karakter kepada salah satu calon jelang pemilihan gubernur Jatim 2018. Saatnya para pihak yang bergelut di bidang politik untuk menerapkan demokrasi yang sebenarnya.

———- *** ———–

Rate this article!
Tags: