Pilkada Surabaya, Pengamat: PDIP Cerdas Kuasai Panggung Perhatian Publik

Surabaya, Bhirawa
Berbagai pemberitaan media dan perbincangan di media sosial terkait Pilkada Surabaya begitu besar, terutama soal rekomendasi dari PDI Perjuangan sebagai partai terbesar sekaligus partai tempat Wali Kota Tri Rismaharini berkiprah sebagai kader.

Hal tersebut dinilai pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, sebagai kepiawaian PDIP dalam menguasai panggung perhatian publik. Apalagi, DPP PDIP menggelar konsolidasi internal di Surabaya, Minggu (30/8/2020), yang menghadirkan fungsionaris DPP, seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Tri Rismaharini, Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat, dan Wasekjen Arif Wibowo; yang semuanya merupakan penarik perhatian publik.

”Kehadiran Pak Hasto yang piawai mengatur ritme konsolidasi, Pak Djarot dengan citra positif sebagai mantan kepala daerah berprestasi, Bu Risma yang merupakan faktor sangat penting di Surabaya, juga Pak Arif Wibowo sebagai politisi dengan rekam jejak aktivisme yang panjang, semuanya menjadi perhatian publik,” ujarnya kepada media, Senin (31/8/2020).

Ketika menjadi perhatian publik, sambung pakar yang rajin melakukan riset politik di berbagai daerah di Jawa Timur itu, secara tidak langsung menguntungkan bagi PDIP. Istilahnya, dapat insentif pemberitaan.

“PDIP cerdas dalam hal ini,” tuturnya.

Surokim menambahkan, ketika menjadi perhatian publik, orang yang tidak tahu, atau yang hanya bersikap biasa terhadap Pilkada, akan penasaran dan terus mengikuti perkembangannya. Apalagi, Hasto menyampaikan narasi yang mengirimkan pesan politik sangat jelas bagi warga Kota Pahlawan, terutama pada kalimat ”jaga dan lindungi Surabaya”.

“Lebih-lebih ketika menjadi perhatian, PDIP lalu bisa menawarkan narasi yang menjawab isu publik, maka akan menarik pemilih yang belum menentukan pilihan, karena pemilih seperti itu akan tergantung pada paparan informasi,” lanjutnya.

Dia menambahkan, PDIP sangat cerdas dengan selalu menempatkan nama Risma sebagai pintu masuk untuk menjembatani dan memastikan kesinambungan Surabaya. Tidak dapat dipungkiri, Risma terbukti sukses dan dicintai publik.

Yang juga menarik dan dinilai Surokim sangat cerdas adalah setiap narasi kesuksesan Risma selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sehingga publik semakin mengasosiasikan bahwa keberhasilan Surabaya adalah berkat kepemimpinan PDIP.

“Kepala daerah PDIP yang bisa menerjemahkan arahan Bu Mega, salah satunya Risma. Seperti pro-UMKM, kota bersih dan hijau, dan sebagainya. Makanya, faktor Bu Risma menjadi krusial dan penting,” kata Surokim.

Surokim menyebut, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Risma masih sangat tinggi, meski ada pandemi Covid-19. ”Berdasarkan survei, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya ke Bu Risma masih sangat tinggi. Angkanya luar biasa,” ujarnya.

Dengan demikian nama Risma bisa dijadikan ujung tombak kampanye.

“Jangan heran, nama Risma akan disebut oleh kandidat dari PDIP. Kenapa? Kasar-kasarannya, kalau Anda di-endorse Bu Risma secara terbuka, belum kerja Anda sudah dapat basis suara pencinta Bu Risma yang luar biasa,” pungkas Surokim. (iib)