Pilketum PBNU, Jatim Antisipasi Politik Uang

29-PBNUJember, Bhirawa
Perwakilan dari 20 pengurus cabang Nahdlatul Ulama seluruh Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kabupaten Jember, Minggu (28/9).
Mereka berkoordinasi dan menyamakan persepsi untuk menghadapi Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Pengurus Besar NU, yang rencananya digelar pada 1-2 November 2014. Salah satu isu yang dibahas adalah antisipasi politik uang dalam pemilihan rais ‘am dan ketua umum PBNU.
“Untuk menghindari risywah (transaksi suara) dalam pemilihan rais ‘am dan ketua umum PBNU, maka kami mengusulkan agar ada tim yang dapat mengontrol dalam pelaksanaan muktamar,” kata Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdussomad.
Ketua umum dan pelaksana tugas rais ‘am PBNU diminta Muhyiddin agar menjaga ukhuwah nahdhiyyah dan mencegah perpecahan di antara pengurus dan masyayikh. “Untuk itu kami mengharap keputusan rapat pleno PBNU dua kali yang menetapkan waktu dan tempat jangan sampai diubah agar tidak terkesan ada konflik di tubuh NU,” kata Muhyiddin.
Para pengurus cabang NU seluruh Jawa model Timur juga meminta agar wacana pemilihan rais ‘am dan ketua umum PB dengan model suara perwakilan (ahlul halli wal aqdi). “Mungkin gagasan itu perlu dipertimbangan kembali, mengingat saat ini belum menemukan tokoh NU yang bisa diterima semua pihak,” kata Muhyiddin.
Pemilihan langung sosok rais ‘am dan ketua umum PBNU oleh dinilai Muhyiddin lebih baik jika menjunjung tinggi prinsip musyawarah dan demokrasi. “Dan penerapan sistem ahlul halli wa aqdi dikhawatirkan berimplikasi pada tidak adanya legitimasi rais ‘am dan ketua umum. hadapan pengurus wilayaj dan cabang,” kata Muhyiddin. [efi,bjt]

Tags: