Pilpres, Santri di Jatim Diminta Tak Golput

imagesSurabaya, Bhirawa
Komunitas pesantren atau santri di Jawa Timur diminta supaya tidak golput pada perhelatan Pemilihan Presiden (pilpres) 9 Juli 2014. Namun soal pilihan itu terserah pada hati nurani masing-masing santri, karena secara kelembagaan Rabithah Ma’ahid Islam (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur bersikap netral sebagaimana keputusan PBNU dan PWNU Jawa Timur secara kelembagaan.?
Pernyataan itu disampaikan Ketua PW RMI NU Jawa Timur H Reza Ahmad Zahid, Lc, MA didampingi sekretaris PW RMI Jawa Timur, H Ahmad Firdausi, SIP, M.Fil.i serta bendahara PW RMI Jawa Timur, Gudfan Arif di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Jalan Masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (24/6).
“Kami mengajak kepada seluruh warga Indonesia, khususnya para santri untuk tidak golput dengan menyalurkan aspirasi politiknya pada Pilpres 2014 sesuai dengan pilihan yang diyakini akan membawa kemaslahatan untuk bangsa dan negara,” tegas Gus Reza Ahmad Zaini yang juga ketua Pondok Pesantren Lirboyo Kediri?
Secara kelembagaan RMI Jatim netral. Adapun sikap politik pemangku pesantren di Pilpres kali ini adalah urusan politik pribadi, bukan atas nama kelembagaan. “Karena itu RMI memberikan keleluasaan kepada komunitas pesantren di bawah naungan RMI NU Jatim, untuk menentukan pilihannya masing-masing, tapi jangan bawa-bawa nama RMI, NU serta Banom NU,” beber Gus Reza?
Ia menjelaskan bahwa di Jatim ada sekitar 7000 pesantren yang melebur di dalam wadah RMI NU. Setiap pemangku pesantren dan santrinya pasti memiliki sikap politik berbeda-beda dalam mendukung dua pasangan capres-cawapres yang maju di Pilpres.
“Perbedaan pilihan ini harus dilakukan dengan menjunjung tinggi akhlaqul karimah dalam berdemokrasi dan politik, serta tidak melakukan money politic dan black campaign agar terwujud Pilpres yang jurdil, bersih dan bermartabat,” tambah Gus Reza.?
Sementara itu, sekretaris PW RMI NU Jatim, H Ahmad Firdausi menambahkan bahwa warga nahdliyin hendaknya mengedepankan ukhuwah nahdliyah, ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah, serta menghindari saling hujat yang dapat memecah persatuan bangsa.
“Kami mengajak kepada seluruh warga nahdliyin untuk kembali istiqamah melestarikan tradisi dan budaya pesantren sebagai warisan nilai-nilai luhur walisongo,” pintanya.?
Khusus kepada presiden yang terpilih nantinya, lanjut Firdausi supaya turut serta dan berperan aktif dalam mendukung program pemberdayaan pesantren serta mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin sesuai nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
“Siapapun yang terpilih menjadi Presiden mendatang harus mendukung program pemberdayaan pesantren,” pungkas Ahmad Firdaus. [cty]

Tags: