Pilwali Surabaya Lebih Diwarnai PDIP dan PKS

Jhon Consulindo ketika merilis hasil survey peranan Parpol dalam Pilwali kota Surabaya 2020. [andre indrayana sasmita/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) kota Surabaya yang bakal diselenggarakan pada 9 Desember 2020, lebih diwarnai atau didominasi oleh dua partai politik yaitu PDI Perjuangan dan PKS.

Kedua parpol tersebut diprediksi oleh Jhon Consulindo lebih mewarnai Pilwali Surabaya 2020. Hal ini karena dua partai ini memiliki keunggulan sendiri-sendiri. PKS unggul di militansi kader, sedangkan PDI Perjuangan menempati urutan pertama partai pilihan masyarakat.

“Potensi menang Cawali yang diusung PDIP dan PKS dalam Pilwali Surabaya sangat besar,” ujar Direktur Eksekutif Jhon Consulindo Lasiono, kepada wartawan Kamis (13/8/2020).

Saat ini PDI Perjuangan sampai saat ini belum menentukan kader yang akan direkom dalam Pilwali. Sedangkan PKS sudah menjatuhkan pilihan dalam koalisi besar mengusung mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (purn) Machfud Arifin.

“Kalau PKS unggul dari militansi partai, calon yang diusung PKS jangan dikesampingkan,” katanya.

Lasiono mengaku, berdasarkan penelitian dengan metode kuantitatif yang dilakukan mulai tanggal 2-15 Juli lalu, hasilnya PDI Perjuangan menempati urutan pertama partai yang banyak dipilih masyarakat dengan 28,5 persen, disusul PKB 10,1 persen, Gerindra 9,5 persen, Golkar 8,8 persen, PKS 8,7 persen, Demokrat 7,4.

Dalam penelitian dengan jumlah sampel 500 responden dan margin eror 4,8 persen ini, konstituen PKS sangat militan terhadap calon yang diusung PKS dengan persentase 76,5 persen, disusul PDIP 68,4 persen, PAN 53,4, Golkar 52,7, Gerindra 51,5, Demokrat 48,6, PKB 48,2. Dari data ini dapat dijelaskan bahwa militansi dukungan terhadap calon wali kota yang didukung PKS tinggi.

Menurut Lasiono, Pilwali Surabaya mendapat perhatian elit nasional dan partai-partai besar. Hal ini karena kota pahlawan dipandang sebagai wilayah penting untuk mendulang pemenangan, teruma dalam pemilu 2024.

“Tapi semuanya masih bisa berubah, PKS persentasenya bisa naik, begitu juga dengan PDIP, itu bisa terjadi kalau keduanya terus melakukan kampanye,” terangnya.

Namun begitu, peluang PDI Perjuangan mendapatkan keuntungan cukup besar. Militansi kader partai dibawah 50 persen, seperti Nasdem, PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, dan PSI bisa berlabuh ke PDIP sangat terbuka. Sebab, ada kemungkinan, kader tidak akan memilih calon wali kota yang didukung partai.

“Di Surabaya karakter masyarakatnya memilih partai dulu baru milih calon,” ucapnya. Selain itu, faktor Tri Rismaharini juga sangat menentukan. Berdasarkan penelitian, 94 persen kinerja Risma dianggap bagus. Kinerja Risma dikonversi sebagai hasil kerja PDI Perjuangan. [dre]

Tags: