Pimpinan DPRD Pertanyakan Kota Surabaya Tak Termasuk sebagai Smart City

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony

DPRD Surabaya, Bhirawa.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony mempertanyakan hasil penilaian yang menyebutkan Kota Surabaya tidak masuk daIam Smart City Index 2023.

“Kok aneh, jika Surabaya yang notabene salah satu kota terbesar di Indonesia tidak masuk Smart City,”ujar AH Thony.Meski demikian, dia mengaku tidak mau terprovokasi dengan kabar yang menempatkan Surabaya di bawah kota-kota lain di Indonesia.

“Karena membangun kota ini dengan semangat yang memang terus menjadikan Surabaya lebih baik. Sehingga kalau kemudian ada yang menilai Surabaya tidak masuk Smart City tidak begitu risau,” ungkap dia.

Berdasarkan data Smart City Index (SCI) 2023, ternyata Kota Surabaya tidak termasuk sebagai Smart City. Dari 141 kota yang dianalisa, ada tiga kota di Indonesia yang masuk SCI 2023, yakni DKI Jaya, Medan, dan Makassar.

Sebelumnya, pada Smart City Index 2019, IMD World Competitiveness Center’s Smart City Observatory bekerjasama dengan Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD), meriset 102 kita di dunia dalam rangking SCI 2019.

Dari 102 nama tersebut, tidak ada nama Kota Surabaya di dalamnya. Ada tiga kota yang mewakili Indonesia, yakni Makassar (80) Jakarta (81), dan Medan (82) dari total 102 kota.

AH Thony menegaskan, sebelum kota-kota lain masuk dalam Smart City Index, Kota Surabaya sudah lebih duluan melampaui kota lain dan itu sudah bertahun-tahun.

“Berbagai penghargaan tingkat dunia dan nasional sudah diraih Surabaya,” jelas dia.AH Thony menyadari, jika Smart City Index bukan satu-satunya target Kota Surabaya. Menurut politisi Partai Gerindra ini, yang penting sekarang ini adalah menjadikan Surabaya benar-benar menjadi kota dunia yang perlu digapai.

“Kalau ada penilaian sekelompok atau tim yang tidak memasukkan Surabaya dalam Smart City, saya pikir semua kota akan mempertanyakan objektivitas dari penilaian tersebut.Justru penilaian itu tidak legitimate di mata masyarakat,” tandas dia.

Selain itu, AH Thony mempertanyakan parameter dari penilaian tersebut. menurut dia, jika variabelnya itu meliputi Smart Environment, maka yang ada di Surabaya saat ini sebagian besar sudah berbasis informasi dan komunikasi.

Begitu juga dengan Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, Smart Governance, Kota Surabaya sudah menerapkannya.

“Surabaya sudah terbukti luar biasa dengan angka investasi sudah meningkat. Bahkan, pertumbuhan ekonominya melampaui provinsi. Bahkan, orang lahir dan mati semua terpantau melalui aplikasi,” tutur AH Thony.

Seperti diketahui, sebelumnya Menteri Badan USaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kaget karena berdasarkan data SCI 2023, ternyata Kota Surabaya tidak termasuk dalam Smart City.

“Saya juga kaget dan surprise, ternyata Surabaya tidak masuk Smart City Index. Padahal, Jakarta, Makassar, dan Medan masuk. Artinya, ada opportunity di situ. Bagaimana nantinya ada win -win partnership untuk (pengembangan) digital ekonomi dari Smart City, ” kata Erick di Jakarta, Kamis (25/5/2023). [dre.hel]

Tags: