PITI Diminta Menjadi Mitra Pemerintah

Wali Kota Malang yang juga Ketua Umum PITI Malang Muhamad Anton saat menyaksikan prosesi khitanan masal di Kantor PITI Minggu (7/6) kemarin.

Wali Kota Malang yang juga Ketua Umum PITI Malang Muhamad Anton saat menyaksikan prosesi khitanan masal di Kantor PITI Minggu (7/6) kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Kota Malang, diminta untuk tetap menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sehingga bisa bersinergi memajukan kota Malang, menuju kota  yang bermartabat.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PITI Malang, Muhammad Anton, yang juga Walikota Malang, dalam sambutannya pada acara khitanan masal masyarakat kurang mampu,   tanggal 7 Juni, kemarin.
“Kebersamaan antara PITI dengan Pemerintah Kota Malang, salah satu diantaranya diwujudkan dalam acara khitanan masal seperti ini. Kegiatan ini sebagai bentuk aksi  peduli sosial kepada masyarakat Kota Malang,” ujar Walikota yang kerap disapa Abah Anton itu, di kantor PITI  Jalan Sulfat Kota Minggu (7/6) kemarin. Disampaikan Abah Anton, kehadiran PITI Malang, harus  mampu hadir untuk menjadi mitra pemerintah sekaligus mampu memberi kontribusi bagi berbagai permasalahan sosial dan pembangunan di Kota Malang.
Sementara itu, bhakti sosial yang digelar oleh  PITI Kota Malang,  mendapat respon positif dari  masyarakat. Itu terlihat dari jumlah peserta, awalnya panitia mentargetkan peserta khitanan masal sebanyak 50 anak. Tetapi  yang mendaftar sebanyak 71 anak. Ini menunjukan jika kegiatan sosial ini sangat dinantikan oleh masyarakat kecil.
Para peserta khitanan masal ini, selain dikhitan secara gratis oleh komunitas PITI Malang, mereka juga mendapatkan sejumlah paket, termasuk didalamnya terdapat uang saku. Hanya saja masalah tersebut tidak menjadi tujuan utama masyarakat untuk ikut khitanan masal. Seperti yang disampaikan oleh Mohammad Bayu, peserta khitanan masal dari daerah Kedungkandang ini, mengaku pihaknya telah lama ingin khitan, tetapi selama ini terkendala biaya.
“Kami sangat senang bisa dikhitan disini, ini sangat membantu kami dan kaluarga  karena tidak usah bayar dokter, semuanya ditanggung oleh panitia. Makanya begitu saya ditawari untuk ikut khitan saya langsung  mau,”ujar siswa kelas V SD tersebut. Apalagi, menurutnya pelaksanaan khitanan masal ini, sangat tepat dengan situasi liburan, setelah siswa SD melakukan ujian semester. Makanya bagi dia dan teman-teman sebayanya adalah memanfaatkan liburan untuk berkhitan.
“Saya senang, ini kan musim liburan, jadi usai dikhitan saya tidak usah masuk sekolah, jadi sembuhnya lebih cepat,” akunya sembari menambahkan bahwa prosesi khitan yang dilakukan ini, menurut dokter lebih cepat sembuh.
Bagi dia, dikhitan itu tidak sakit, meskipun awalnya sempat grogi, tetapi karena keinginan dia sangat kuat untuk segera berkhitan, maka perasaan takut dan grogi itu sama sekali tidak ada lagi.
“Sakitnya pada saat disuntik saja, setelah itu tidak sakit, tahu-tahu sudah selesai, ini buktinya saya sudah bisa jalan seperti biasa,” ujarnya bercanda.  [mut]

Rate this article!
Tags: