Pj Bupati Bojonegoro Bina Aparatur Pemerintahan Desa

Pj bupati Bojonegoro saat memberikan arahan dan pembinaan aparatur pemerintahan desa di kecamatan Ngasem Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Bertempat di Pendopo Kecamatan Ngasem, Pj. Bupati Bojonegoro Dr. Supriyanto, SH.MH memberikan pembinaan dan arahan untuk perangkat Desa dan Kades se-Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Selasa (8/5) .
Pada kesempatan itu, Supriyanto menyampaikan tiga hal yang menjadi isu terkait Pilkada, tata kelola pemerintahan desa dan waspada berita hoax..
Yang pertama adalah isu Pilkada. Supriyanto mengingatkan netralitas ASN terhadap pelaksanaan Pilkada.
“Jangan ada ASN yang ikut dalam politik praktis seperti ikut lampanye mendukung salah satu calon dalam bentuk apapun, bahkan nge-like di media sosialpun akan kena sanksi,” kata
Yang kedua adalah bahwa perangkat desa agar paham dan mengerti terkait aturan-aturan yang ada. Khususnya dalam pengelolaan keuangan desa, karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan dan berbeda dengan pengelolaan keuangan sebelumnya.
“Untuk agar semua perangkat mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Yang ketiga, Pj. Bupati Supriyanto mengingatkan tentang hoax atau berita bohong yang luar biasa. Dikarenakan hoax dapat menyebabkan suatu negara hancur. Untuk itu agar seluruh perangkat desa, untuk tidak men-share berita-berita yang belum jelas sumbernya.
Lebih jauh Pj. Bupati mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Bojonegoro tahun 2013 s/d 2017 mencapai 22% dan itu diatas rata-rata Provinsi dan nasional. Namun jika itu tanpa migas, pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Bojonegoro akan langsung terjun di bawah rata-rata provinsi dan nasional yang mencapai 5 s/d 6%.
“Sehingga kita tidak boleh berdiam diri dalam pengelolaan migas karena 20 sampai 25 tahun migas akan habis. Untuk itu, kita harus fokus dalam pembangunan ekonomi makro,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ia berpesan Pemerintah desa harus hadir dalam masyarakat melalui kebijakan-kebijakannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mensejahterakan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan.
Sebelumnya, Camat Ngasem, Mahmudin menyampaikan bahwa Kecamatan Ngasem dengan jumlah desa sebanyak 17 desa, 14 desa adalah wilayah hutan dan tiga desa.
“Untuk itu, daerah yang wilayah hutan yang menjadi permasalahan utama adalah kemiskinan. Bahkan Ngasem rangking ke 3 kecamatan termiskin di Bojonegoro,” ungkapnya.
Dengan demikian, menurut Camat Ngasem bahwa akan fokus untuk menanganinya.
“Bentuk penanganan tersebut adalah kita telah menjalin kerjasama dengan Perhutani dengan budidaya tanaman minyak kayu putih dengan lahan seluas kurang lebih 200 hektar,” imbuhnya.
Dengan harapan pengolahan minyak kayu putih dapat dilaksanakan di Ngasem, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lebih jauh, ia menjelasakan bahwa di bidang kesehatan, Kecamatan Ngasem telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi pada tahun 2016. Untuk AKB (angka kematian bayi) tercatat 16 kejadian dan tahun 2018 1 kejadian. AKI (angka kematian ibu) tahun 2016 tercatat 2 kejadian, tahun 2018 1 kejadian.
Sedangkan di bidang pendidikan di Ngasem telah terbentuk PKBM dan Paket C, bahkan pada tahun ini kita telah berhasil melaksanakan Ujian Nasioanal Paket C berbasis Komputer yang diprakarsai oleh SMAN Ngasem. [bas]

Tags: