PJ Bupati Gresik Imbau Warga Terima Eks Gafatar

Pj Bupati Gresik Akmal Boedianto saat mengunjungi eks Gafatar di rumah penampungan Dinsos  [kerin ikanto/bhirawa]

Pj Bupati Gresik Akmal Boedianto saat mengunjungi eks Gafatar di rumah penampungan Dinsos [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa.
Meski kegiatannya cukup padat, Penjabat Bupati (Pj) Gresik  Dr. H. Akmal Boedianto  mengunjungi anggota Gafatar (Gerekan Fajar Nusantara)  di rumah penampungan milik Dinas Sosial Shelter, Kecamatan Cerme, Senin (25/1). Kunjungan Akmal tersebut terang saja membuat  sebanyak 27  eks Gafagar yang sebelumya pernah eksodus ke Mampawah, Kalteng merasa tenang.
Meski Asiyanto dan  eks Gafatar lainnya  mengaku bingung, namun Pemkab Gresik mejamin tidak akan menterlantarkan nasib mereka ke depan.”Saya tidak punya apa-apa lagi. Semua harta saya yang di Gresik sudah saya jual untuk ongkos dan bekal selama tiga bulan di Mempawah. Saya pasrah,” kata Asiyanto pasrah.
Bersama dengan teman lainnya, Asiyanto pasrah dengan Pemkab Gresik atas nasibnya. Yang penting teman serta enam keluarganya selamat dan bisa bertahan hidup. Apalagi Asiyanto masih dikarunia anak yang masih berumur 1,5 tahun. Saat Akmal datang, mereka terlihat sangat sedih. Akmal bahkan turut larut dalam kesediahan ketika mendegar keluh kesah eks Gafatar tersebut. Sebab, pada saat di Mempawah hingga tiba kembali di Gresik, nasib mereka benar-benar terlantar.
Menurut Akmal,  memang tak mudah mengembalikan keadaan mereka seperti saatnya dulu. Sebab, mereka sudah mendapat stigma negative dari masyarakat atas gerakan yang dilakukan. Mereka bahkan sudah tidak punya apa-apa lagi.”Semua hartanya sudah mereka jual. Keadaan ini semakin parah ketika sanak saudara tidak bersedia membantu,” kata Akmal.
Melihat kenyataan ini,  Akmal bertekad untuk serius menangani masalah ini. Hal ini dipaparkan kepada mereka. “Kami selaku negara harus hadir ditengah-tengah saudara. Kami akan tetap melindungi sambil menyadarkan saudara agar kembali kepada keyakinan yang benar” kata Akmal serius.
Hal yang paling urgent yaitu akan menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik untuk memberikan pemahaman keagamaan serta rohani.”Bagaimanapun mereka sudah pernah dicuci otak sehingga selama ini pemahaman mereka tentang agama yang benar sudah melenceng” paparnya.
Yang paling penting, secepatnya kami akan mengembalikan anak-anak usia sekolah untuk kembali bersekolah. “Kami sudah koordinasikan dengan pihak Dinas Pendidikan Gresik untuk segera mengembalikan mereka. Ada dua belas anak usia sekolah diantara mereka. Sedangakan bayi dan balita ada empat” ungkap Akmal.
Untuk perbaikan dari sisi ekonomi, Akmal akan mengintensifkan dengan kursus-kursus yang selama ini dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Gresik dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Gresik. Misalnya kursus menjahit, pertukangan, perbaikan kendaraan bermotor serta berbagai kursus.
“Kami berharap agar masyarakat bersama kami mau menerima mereka kembali tentunya dengan terus menerus memantau agar nantinya mereka bisa kembali pada agama dan keyakinan yang sesuai dengan undang-undang dan norma masyarakat. Karena mereka juga bagian dari saudara kita, maka kami harap masyarakat menerima mereka kembali dengan baik” jelasnya. [eri,adv]

Tags: