Pj Bupati Jember Imbau Akhiri Perbedaan

PilkadaKab.Jember, Bhirawa
Penjabat (Pj) Bupati Jember Ir. Supaad, Msi  meminta kepada masyarakat Jember untuk kembali bersatu, paska pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu. “Masih banyak pekerjaan dan kepentingan masyarakat yang lebih diutamakan. Khususnya dalam membangun Jember kedepan,” ujar Ir. Supaat saat acara Silahturrohim Daerah dan Deteksi Dini Kerawanan Daerah Paska Pilkada yang diprakarsai oleh Bakesbangpol Kabupaten Jember, di aula Hotel Panorama, Senin (28/12).
Menurut Supaad, selama 8 bulan masyarakat Jember lelah karena terpengaruh oleh iklim, admosfir Pilkada.” Sangat manusiawi sekali jika masyarakat Jember punya pandangan, punya pilihan yang berbeda sehingga terjadi tarik menarik yang sangat kuat, baik dimasyarakat maupun dikalangan birokrasi. Ini demokrasi dan sah-sah saja,” tandas Kepala Dinas PU Binamarga Pemprof Jatim ini kemarin.
Oleh karena itu, Supaad meminta kepada seluruh masyarakat dan birokarasi paska Pilkada  untuk kembali bersatu. “Segera akhiri perbedaan pandangan, pilihan dan dukungan untuk menjadi masyarakat Jember yang bersatu, menjadi birokrasi yang bersatu untuk melayani masyarakat Jember yang lebih baik. Masih banyak tugas kita dalam melayani masyarakat Jember ke depan. Sehingga hapus semua perbedaan pandangan dan pilihan yang selama ini terjadi saat Pilkada,” ujarnya.
Apalagi tandas Supaad, di tahun 2016 pemerintah berkomitmen menjadikan Kepala Desa/ Lurah dan tokoh masyarakar menjadi agen pembangunan yang berkelanjutan dan ini sudah menjadi undang-undang. Jember akan mendapat kucuran Rp.346 Miliar untuk 248 desa/kelurahan. “Oleh karena itu, kami meminta kepada desa-desa untuk konsentrasi do sini. Sudah selesai urusan perbedaan, kita membangun desanya masing-masing sesuia dengan prioritas desa masing-masing,” tandasnya.
“Mau membangun desa model ekonomi, mau membangun infrastrukturnya seperti apa, mau membangun SDM seperti apa silahkan. Karena ini berkelanjutan, harapannya duit itu menjadi kapital dan tidak terbang kemana-mana. Artinya. Direncakan sendiri, dibelanjakan dan dikerjakan serta  diawasi oleh masyarakat didesa tersebut.sehingga jadi ekonomi bergerak di desa tersebut,” kata Supaad.
Supaad mengaku, sebelumnya semua pembangunan tersentral di kabupaten. Jika didesa ada pekerjaan (pembangunan) digarap oleh pemborong. Duitnya tidak berputar di desa itu, tapi dibawa pemborongnya ke kota. Kalau pemborongnya dari luar kota, malah pergi dari Jember.” Kali ini dana Rp.346 Milyar atau Rp.1,5 Milyar untuk masing-masing desa menjadi kapital didesa itu, sehingga dapat mensejahterahkan masyarakat didesa itun” harapnya pula. [efi]

Tags: