Pj Bupati Sidoarjo Sidak Kesiapan PT Parin Cegah Penularan Covid-19

Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono, minta kepada manajemen PT Parin Gedangan, supaya menambah sejumlah sarana protokol kesehatan di perusahaan itu. (alikus/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Semua tempat yang banyak dimanfaatkan untuk kerumunan massa, harus menerapkan protokol kesehatannya. Karena untuk mencegah penularan Covid-19. Misalnya memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Karena itu dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Sidoarjo, PJ Bupati Sidoarjo, Hudiyono, Rabu (20/1) kemarin, sempat menyidak kesiapan PT Parin, salah satu perusahaan yang ada di Kecamatan Gedangan, terkait kesiapan mereka dalam menjalankan Protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.

Saat masuk di perusahaan, di pintu pos penjagaan, dirinya menemukan kurangnya fasilitas Prokes seperti tempat cuci tangan dan thermogun. Tempat cuci tangan hanya ada satu dan alat thermogun hanya ada 5.

“Saya lihat tempat cuci yang tersedia hanya ada satu. Saya
minta kepada manajemen pabrik supaya untuk memperbanyak lagi,” ujarnya.

Menurut dirinya, minimal di tempat itu ditambah lima lagi. Kalau cuma satu, nanti malah akan bisa menyebabkan kerumunan. Termasuk alat Thermogun, ia anggap juga kurang kalau hanya lima. Mestinya minimal ada 10 unit.

Namun, dirinya menganggap secara umum kondisi protokol kesehatan di perusahaan tersebut sudah menerapkan protokol kesehatan dan sudah patuh aturan PPKM.

Didampingi Camat, Kapolsek serta Danramil Gedangan, Hudiyono, mengecek satu persatu jalur karyawan masuk sampai ke tempat kerja.

Dirinya melihat jalan akses masuk dan keluar karyawan sudah dipisah. Perusahaan juga punya aplikasi khusus untuk karyawannya yang bisa mendeteksi kondisi karyawan. Aplikasi ini semacam E-Hac yang biasa dipakai Pemerintah untuk mengecek kondisi penumpang di Bandara.

HRD PT. Pakarti Riken Indonesia (Parin), Lucy Retnosari, mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti masukan dari PJ Bupati Sidoarjo tersebut. Selain masalah sarana Prokes juga masalah physical distancing. Sebab karyawannya ada 800 orang.

“Kami sempat kaget dengan kedatangan Pak Pj Bupati ini. Sebab memang tidak ada pemberitahuan,” komentarnya.

Menurut Lucy, PT. Parin selama ini sudah menerapkan aturan cukup ketat dalam pencegahan penularan Covid-19. Setiap pegawai yang memiliki keluhan demam dan batuk termasuk panas tinggi, tidak diperbolehkan masuk kerja.

Perusahaannya juga sudah bekerjasama dengan rumah sakit swasta di Sidoarjo untuk melakukan tes swab kepada karyawan yang diindikasikan punya gejala seperti Covid-19. (kus)

Tags: