Pj Bupati Sidoarjo Yakin Status Covid-19 Segera Berubah Zona Kuning

Hudiyono. [alikus/bhirawa]

Pemkab Sidoarjo, Bhirawa
Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono optimis wilayah Kab Sidoarjo yang saat ini status penularan Covid-19 berwarna orange, akan bisa segera berubah menjadi warga kuning.

Menurut Hudiyono, antara data dan fakta terkait kasus Covid-19 di Kab Sidoarjjo tidak ada yang bohong. Namun hanya perbedan data, yang selisihnya 0.18%.

“Usai dilantik jadi Pj, malam harinya saya langsung rapat terkait penanganan Covid-19 ini. Menurut saya tidak ada yang bohong dengan data. Tapi cuma perbedaan data. Selisihnya 0.18%. Dengan tracing yang tinggi, saya yakin status Kab Sidoarjo akan bisa segera berubah menjadi warna kuning,” komentar Hudiyono, belum lama ini.

Sehingga bila dalam tracing ditemukan pasien, akan bisa segera dibawa ke 11 rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Kab Sidoarjo. Menurut pendapat Hudiyono, penanggulangan Covid-19, supaya tidak hanya menangani dampak sosial ekonominya saja.

Sehingga sampai melupakan dampak sisi kesehatannya. Sebab dikhawatirkan, dampak Covid-19 akan merembet menjadi cluster di lingkungan perkantoran dan keluarga.

Menurut dirinya, untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini, semua unsur di Kab Sidoarjo harus kompak. Misalnya, selain diperlukan pemikir untuk mengatasi pandemi ini, Kota Sidoarjo yang terkenal dengan sebutan Kota Santri, juga dibutuhkan para pedzikir.

“Jadi ada usaha dunia dan akhirat. Semuanya harus kompak,” katanya. Plt Camat Waru, Rudi Setyawan SSTP MSi, mengatakan dengan sejumlah upaya yang dilakukan, angka penularan Covid-19 di wilayah Kecamatan yang padat penduduk itu bisa berkurang.

Menurut Rudi, Kec Waru yang semula berada di rangking pertama dalam penularan Covid-19 ini, mulai Minggu malam (4/10) berubah menjadi nomor dua, setelah Kec Sidoarjo. Data terbaru sebanyak 859 kasus.

Titik sasar petugas biasanya, kata Rudi, kerumunan massa seperti reatauran, warung, warkop dan pasar. Dikatakan Rudi, selain kegiatan yustisi masker yang rutin tiap hari dua kali, siang dan malam, juga upaya sosialiasi melakukan protokol kesehatan oleh para perangkat desa di 17 desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kec Waru, kepada warga desa di kecamatan itu.

“Juga kita melakukan pemetaan tracing adanya cluster baru. Apabila ditemukan, maka tim segera bergerak untuk membatasi penyebaran Covid-19 di tempat itu,” ujarnya.

Menurut Rudi, Desa Tropodo termasuk yang paling banyak warganya terpapar Covid-19. Namun cluster penyebaran Covid-19 ini banyak ditemukan di Desa Kureksari. Kedua desa itu, diakui sama-sama padat penduduknya. [kus]

Tags: